EKBIS.CO, JAKARTA -- Defisit neraca perdagangan senilai 1,54 miliar dollar AS pada Oktober lalu dinilai di luar dugaan.
Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam pun mengatakan neraca perdagangan dalam dua bulan terakhir di 2012 sulit diprediksi.
Oleh karena itu, tutur Latif, target surplus neraca perdagangan pemerintah sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,3 triliun akan meleset. "Kemungkinan surplus, tapi sangat tipis,"jelasnya, di Jakarta, Senin (3/12).
Dia memprediksi surplus akan hinggap di bawah 1,5 miliar dollar AS. Dengan asumsi, tuturnya, terjadi pola yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebenarnya, tutur Latief, terjadi tren peningkatan ekspor pada November dan Desember. Akan tetapi, ternyata defisit terjadi pada bulan lalu.
Meski demikian, Latif menyebut impor akan mengalami peningkatan mengingat adanya momentum natal dan tahun baru. "Karakter komoditas impor di akhir tahun adalah consumer good. Ini tak akan membebani seperti capital good maupun raw material,"ujarnya.