EKBIS.CO, Makassar -- Produksi energi Indonesia terus mengalami penurunan hingga mencapai defisit 300 juta barel per tahun. Hal ini disebabkan karena minimnya penemuan sumber energi minyak dan gas bumi.
Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari menyatakan, sejak tahun 2000 penemuan sumber energi minyak dan gas bumi hanya di bawah 50 juta barel per tahun. "Sementara produksi yang dibutuhkan sekitar 350 juta barel per tahun. Sehingga setiap tahun defisit sekitar 300 juta barrel per tahun," katanya, Selasa (4/12).
Ia menyebutkan, cadangan minyak dan gas bumi terus mengalami penurunan. Sehingga pemerintah terpaksa mencari solusi melakukan impor karena tidak menemukan cadangan baru untuk dieksplorasi. Padahal kebutuhan energi Indonesia sekitar 15 persen per tahun untuk menggerakkan perekonomian. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya enam persen per tahun.
Saat ini ekplorasi gas memang telah dilakukan di empat titik. Seperti di daerah Tangguh dan Salawati di Papua, kemudian Masela bagian selatan Timor perbatasan Indonesia dan Donggi Senoro Sulawesi Tengah. Namun belum menujukkan hasil yang memuaskan. Padahal Indonesia digadang-gadang memiliki potensi gas dan minyak yang besar. "Kalau pun ada cadangan energi baru, butuh 10 hingga 20 tahun ke depan untuk dieksploitasi," tuturnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sukhyar mengatakan, Indonesia masih punya cadangan minyak bumi sekitar 3,9 miliar barel yang belum diekspolitasi. Sedangkan cadangan gas sebanyak 104 triliun kaki kubik. "Kita masih kaya akan gas, sementara minyak bumi tidak terlalu signifikan. Di Indonesia bagian timur lebih banyak gas dari minyaknya," katanya menambahkan.