EKBIS.CO, JAKARTA -- Australia and New Zealand Banking Group (ANZ) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyepakati perjanjian kerjasama pembangunan tiga proyek pembangkit listik tenaga hidro (PLTA). Ketiga proyek tersebut akan dikembangkan di Sulawesi dan Sumatra.
ANZ Global Head, Project & Structured Finance, Paul Finn mengatakan, dalam proyek ini ANZ berperan sebagai penasihat transaksi dan memberikan pengalaman dalam pembiayaan tenaga listrik. "Pembangkit listrik hidro ini berperan penting memberikan layanan listrik murah dan rendah karbon bagi PLN," kata Finn, di Jakarta, Senin (10/12).
Sementara itu, Diretur Utama PLN, Nur Pamudji, mengatakan proyek ini merupakan proyek kerjasama pemerintah dan swasta. Rinciannya, PLTA Karama berkapasitas 450 mega watt (MW) di Sulawesi. "Sisanya dua unit di Sumatra Utara," kata Pamudji. Pertama, PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW. Kedua, PLTA Merangin berkapasitas 350 MW. Skemanya adalah public private partnership (PPP).
Pengembangan pembangkit listrik ini sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) RI untuk kemitraan swasta publik dalam Rencana Proyek Infrastruktur pada tahun 2012. Setelah melalui analisa dan penilaian kompetitif serta transparan, PLN akhirnya menggandeng ANZ sebagai penasihat kunci.
Secara finansial, ANZ Group mengumpulkan laba bersih mencapai 5,7 miliar dolar Australia sepanjang semester pertama 2012. Sedangkan asetnya mencapai enam miliar dolar Australia. Masing-masingnya naik enam persen secara tahun ke tahun (yoy) dibanding tahun sebelumnya.
Khusus PT Bank ANZ Indonesia membukukan laba setelah pajak mencapai Rp 438 miliar sebelum audit, hingga semester pertama 2012. Peningkatannya mencapai 274 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.