EKBIS.CO, JAKARTA - Pemerintah akhirnya menandatangani rencana pengembangan (POD) kilang gas Tangguh train 3. Sementara itu, kilang gas Tangguh train 2 yang sempat dihentikan produksinya karena kebakan dioperasikan kembali.
Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, dengan pembangunan tran 3 diharapkan pasokan gas yang dihasilkan untuk domestik bertambah. Pembangunan kilang baru tersebut akan didanai dari pendapatan yang dihasilkan dari produksi kilang sebelumnya. Kilang-kilang tersebut dioperasikan perusahaan migas asal Inggris BP Berau Ltd. "Skemanya pinjaman atas kepercayaan atau trust borrowing scheme (TBS). Setelah POD ditandatangani, BP akan memulai tender pembangunannya," katanya, Senin (10/12).
Dia menegaskan, meskipun sebagian pendapatan dari kilang yang sudah ada sebelumnya di salurkan untuk pembangunan kilang baru, namun BP sudah menjamin penerimaan negara aman. Ia mengatakan penerimaan negara tak akan dikurangi. Kilang baru train 3 ini diharapkan dapat dibangun sesuai rencana awal yaitu 2013 nanti. "Kita harap bisa selesai 2018," katanya. Train 3 Tangguh akan menampung gas alam cair (LNG) sebanyak 3,8 juta ton per tahun.
Sementara itu, train 2 gas alam cair Tangguh yang dikelola akhirnya kembali beroperasi. Sebelumnya, kilang LNG ini sempat mati akibat kebakaran yang menimpa pada 6 November lalu. "Train 2 telah dipulihkan 5 Desember lalu menyusul perbaikan fasilitas yang kita lakukan," kata Presiden BP Regional Asia Pacific, William Lin. Bahkan 8 Desember lalu, produksi LNG sudah dilakukan.
Investigasi terhadap penyebab kebakaran pun telah dituntaskan sebelum Train 2 dihidupkan kembali. "Kami berkomitmen untuk memulihkan kilang secepat dan seaman mungkin, dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan kami dan semua pihak yang berkepentingan," katanya. Sekarang perseroan sedang melakukan stabilisasi produksi. "Tidak lama lagi, secara bertahap produksi dari kilang Tangguh Train-2 sudah mendekati normal produksi 3,8 juta ton per tahun," jelasnya.
Kilang LNG Tangguh yang dioperasikan BP di Teluk Bintuni Papua terdiri dari dua kilang yang masing-masing berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Pengapalan LNG sudah dilakukan mulai pertengahan 2009 dengan kontrak ekspor ke China, Korea Selatan, dan AS.
BP Indonesia memiliki kepemilikan saham di Tangguh sebesar 37,16 persen, dengan mitra MI Berau BV 16,3 persen, CNOOC Ltd 13,9 persen, Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. 12,23 persen. Ada juga KG Berau/KG Wiriagar 10 persen, LNG Japan Corporation 7,35 persen, dan Talisman 3,06 persen.