EKBIS.CO, JAKARTA -- Akhir kuartal III 2012 merupakan pencapaian yang menyedihkan bagi PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan batubara milik Bakrie Group tersebut mengalami kerugian mencapai Rp 6,3 triliun.
Penyebabnya adalah penurunan laba bersih dari entitas asosiasi yaitu 6,7 juta dolar AS (Rp 64 miliar) dan laba atas transaksi derivatif sebesar 422 juta dolar AS (Rp 4,07 triliun).
"Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di semester pertama," kata analis Trust Securities Reza Priyambada kepada Republika di Jakarta, Kamis (3/1).
Kerugian ini otomatis akan mengancam harga saham. Pasalnya pasar akan melihat dampak tersebut sehingga berbondong-bondong menjauhi saham gurita bisnis Bakrie ini.
Pelaku yang tadinya berharap positif terhadap kinerja perseroan akan melihat bagaimana si perusahaan dalam mengelola dana dan biaya yang muncul.
Pelaku juga memperhatikan bagaimana perseroan mengelola dana yang ada setelah harga batubara saat ini mulai merangkak naik. Apalagi sektor tambang juga menunjukkan pergerakan positif.
Belakangan ini harga batubara mengalami rebound. Saat ini harganya berada ri 90-93 dolar AS per ton. Dibandingkan tahun lalu harga batubara masih jauh. Tapi, harga ini masih lebih baik dibandingkan jelang akhir tahun lalu yaitu di angka 87-88 dolar AS per ton.
Ketika ditanya apakah kinerja ini dipengaruhi oleh kisruh yang terjadi di tubuh BUMI, Reza mengatakan hal tersebut berhubungan namun tidak terlalu signifikan. Kinerja sebuah perusahaan dilihat dari bagaimana perusahaan tersebut memperoleh penjualan.
"Dari perolehan penjualan yang diterima juga dilihat bagaimana mereka mengelola keuangan dan biaya yang muncul," ujar Reza.