EKBIS.CO, BALIKPAPAN -- Kontrak bisnis Total Exploration and Production Indonesie dengan Pemerintah Indonesia terkait pengelolaan Blok Mahakam akan berakhir pada 2017 mendatang. Apapun keputusan yang akan dihasilkan Pemerintah Indonesia, Total mengaku siap menerima, termasuk kemungkinan terburuk sekalipun.
Demikian penegasan yang disampaikan Presiden Director dan General Manager Total Exploration and Production Indonesie, Elizabeth Proust.
"Kami siap melanjutkan sendiri seperti saat ini, siap pula bekerja dalam konsorsium dengan perusahaan nasional atau pun perusahaan daerah," tegas Proust di Senipah, terminal pengolahan minyak dan gas yang dioperasikan Total E&P Indonesie di Samboja, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (Kaltim).
Sebelumnya Proust bersama Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Rubi Rubiandini dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak baru saja meresmikan Lapangan Gas South Mahakam pada Kamis (18/1) sore.
Dalam perkembangannya, menurut Proust, memang disadari Total tidak bisa lagi sendirian mengelola Blok Mahakam. Namun semua keputusan dikembalikan kepada Pemerintah Pusat. "Bahkan dalam posisi 51-49, di mana 49 adalah Total, kami juga siap," kata Hardy Pramono, Executive Vice President dan East Kalimantan District Manager.
Saat ini Pertamina, badan usaha milik negara migas, adalah kandidat kuat untuk turut masuk mengelola Blok Mahakam. Namun pada bagian 51 persen tersebut turut serta pula Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, bahwa aspirasinya memang rakyat Kalimantan Timur ingin turut mengelola Blok Mahakam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar guna pembangunan daerah. Walau demikian, sekali lagi seperti Total sendiri, ia menyerahkan keputusannya kepada Pemerintah Pusat.
Blok Mahakam adalah kawasan eksplorasi dan produksi yang diusahakan Total sejak tahun 1967 di kawasan Delta Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kontrak pertama berakhir pada tahun 1997 dan Total mendapatkan perpanjangan 20 tahun lagi hingga 2017.
Blok ini diperkirakan memiliki cadangan gas sebesar 27 TCF (trillion cubic feet, triliun kaki kubik) dan selama Total beroperasi sudah diangkat 13 TCF dan diperkirakan masih akan tersisa 8 TCF pada 2017 tersebut.
Selama jangka waktu itu, Total sudah menginvestasikan dana lebih dari 25 juta miliar dolar dan menjadikannya produsen gas alam terbesar di Indonesia dengan produksi 34 persen total nasional.
"Yang lebih penting itu, kami sesungguhnya bukan perusahaan asing. Kami perusahaan multinasional dengan karyawan Indonesia lebih dari 2.000 orang, dan bila karyawan para kontraktor juga dihitung, hingga 7.000 orang," tandas Elizabeth Proust.