Ahad 27 Jan 2013 09:37 WIB

Tersindir PM Inggris, Starbucks Tunda Investasi

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani
Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Foto: AP
Perdana Menteri Inggris, David Cameron.

EKBIS.CO, LONDON -- Starbucks mengancam untuk menangguhkan investasi jutaan poundsterling setelah mendapati adanya serangan konstan dan tidak adil atas urusan pajak dari pemerintah dan perdana menteri David Cameron. Cameron dituding telah mengeritik perusahaan multinasional ini menolak membayar pajak.

Perdana menteri Inggris meminta perusahaan-perusahaan yang menolak membayar pajak untuk 'bangun dan mencium bau kopi'. Starbucks menilai frasa tersebut secara tidak langsung telah menyindir perusahaan tersebut, karena dianggap tidak pernah membayar pajak perusahaan di Inggris.

Kalimat tersebut diungkapkan Cameron pada World Economic Forum yang dilaksanakan di Inggris, pekan lalu. Hal ini membuat Managing Director Starbucks di Inggris Kris Engskov jengah dan menginginkan adanya perundingan dengan perdana menteri.

Engskov sangat prihatin dengan politisasi pada masalah pajak yang ia minta pembicaraan pada nomor 10, ketika ia bertemu dengan pejabat, Jumat (25/1). Starbucks berpendapat hal tersebut tidak menghasilkan keuntungan di UK sehingga pembayaran pajak tidak diperlukan.

"Tidak boleh dilupakan perusahaan telah berjanji untuk membayar pajak hari ini dan seterusnya," ujar seorang sumber yang dekat dengan perusahaan, seperti dilansir laman The Telegraph, Ahad (27/1).

Peringatan penangguhan investasi ini terjadi di tengah kekhawatiran kalangan bisnis terkait retorika pemerintah tentang penghindaran pajak. Hal ini dinilai sangat menyakiti citra perusahaan, sementara penciptaan mereka terhadap lapangan kerja tidak pernah disorot.

Perusahaan kopi asal Amerika Serikat ini telah menerima rangkaian serangan pajak sejak kedatangannya di Inggris pada 1998. Perseroan telah membayar pajak perusahaan sebesar 8,5 juta pounsterling, meskipun total penjualan hanya 3 juta poudsterling.

Sumber yang dekat dengan perusahaan mengatakan perseroan tahun lalu telah mengumumkan rencana investasi di Inggris. Investasi itu bernilai sekitar 100 juta pounsterling untuk ekspansi kedai di seluruh Inggris. Namun dengan adanya sindiran ini kemungkinan perseroan akan mengurangi bahkan mengundur investasinya.

"Hal ini berarti akan lebih sedikit lapangan pekerjaan yang dibuka," tutur sumber tersebut. Saat ini Starbucks sudah mempekerjakan sekitar sembilan ribu staf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement