EKBIS.CO, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan PT Pertamina (Persero) sanggup mengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Pemegang saham Pertamina itu bahkan berujar tak ada keraguan tentang ini.
"Pertamina Insya Allah sanggup," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Industri Strategis Dwiyanti Cahyaningsih dalam Seminar Kontrak Blok Mahakam Menanti Keputusan Bertmartabat, Rabu (30/1). Pasalnya Mahakam merupakan blok produksi bukan eksplorasi.
Lagipula, secara finansial Pertamina didukung dengan keuangan yang solid. Dari total aset BUMN yang mencapai Rp 3 ribu triliun, Pertamina berkontribusi hingga 11 persen. Dilihat dari sisi pendapatan, dari 141 BUMN, Pertamina juga berkontribusi hingga 43 persen. Sebanyak 18 persen dari total laba bersih BUMN pun disumbang Pertamina.
"Memang ada kerugian yang didera Pertamina," ujarnya. Sebagai perusahaan migas nasional yang memiliki fungsi public service obligation (PSO), Pertamina rugi Rp 8,8 triliun karena penyaluran BBM bersubsidi.
Untuk menjaga stok energi pun, perusahaan itu wajib mengeluarkan Rp 5 triliun per tahun. Belum lagi, hutang yang belum dibayar pemerintah ke Pertamina yang mencapai Rp 2,66 triliun dari 2008 hingga 2012 lalu.
"Tapi secara deviden dia tetap menyumbang besar," ujarnya.
Pertamina juga berpengalaman menangani sejumlah blok bekas asing seperti Offshore Nort West Java (ONWJ) dan West Madura Offshore (WMO).
Namun sayangnya, upaya Pertamina untuk menjadi operator Mahakam tak kunjung berhasil. Meski Pertamina menyatakan usulan pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di 2008, 2009 dan 2012, Mahakam belum diberikan pada Pertamina.
"Sampai sekarang belum ada jawaban Menteri ESDM," kata Dwiyanti. Padahal sudah ada kesepakatan yang dibuat antara Pertamina, operator Blok Mahakam asal Perancis Total E&P Indonesie dan pemegang saham lain asal Jepang Inpex Coperation.
Dalam kesepakatan dikatakan bakal dibentuk usaha patungan mengelola Mahakam dengan 51 persen saham Pertamina. "Namun kesepakatan itu berakhir 31 Agustus 2012 lalu," katanya.
Mahakam dioperatori Total sejak 1967. Kontrak diperpanjang lagi ke operator yang sama dari 1997 dan berakhir Maret 2017.