EKBIS.CO, JAKARTA - Sejumlah pengamat menuding ada permainan pihak-pihak tertentu dibalik lambannya keputusan final pengambilalihan Blok Mahakam oleh Pertamina. Bahkan pengamat migas Kurtubi mengatakan terdapat skenario yang ingin memperpanjang keberadaan perusahaan migas Perancis, Total E&P Indonesia, di Mahakam yang berujung pada kerugian negara.
"Kita khawatir ada permainan," tegasKurtubi pada wartawan, Rabu (30/1). Menurutnya ada sebagian pihak yang ingin mengambil keuntungan dari berlarut-larutnya persoalan ini.
Ia pun mensinyalir persoalan mahakam sudah dijadikan ajang sejumlah kalangan memburu keuntungan. "Karenanya secara konstitusinya kita meminta pemerintah segera mengumumkan pemilik baru Mahakam," ujarnya.
Hal senada dikatakan pengamat Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara. Keinginan Total yang kekeuh mempertahankan blok Mahakam selama lima tahun setelah 2017 merupakan bukti. Upaya mempertahankan produksi menjadi dalih untuk menutupi kenyataan ini. "Ada kendali dari asing dan itu sangat gamblang," katanya.
Lagipula, lanjut Marwan, agar produksi Mahakam tetap stabil, Pertamina bisa masuk dari sekarang. Menurutnya, dengan membiarkan perusahaan itu masuk dini, transisi akan berjalan lebih mulus.
Berdasarkan data eks BP Migas di 2010, cadangan Mahakam sebesar 13,7 triliun kaki kubik (TCF). Dengan laju ekstraksi gas 0,6 TCF per tahun, saat ini potensi gas yang tersisa di Mahakam sebesar 12,5 TCF. Di 2017, sisa cadangan diperkirakan sebesar 10,1 TCF. Dengan asumsi harga jual gas 12 dolar AS per MMBTU maka nilai ekonomis Mahakam di 2017 mencapai 121,2 miliar dolar AS.
Untuk minyak, Blok Mahakam diperkirakan memiliki cadangan 192 juta barel. Dengan asumsi harga minyak 95 dolar AS per barel, maka potensi pendapatan dari minyak yang terdapat di Blok Mahakam sebesar 18,24 miliar dolar AS.
Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PAN Chandra Tirta Wijaya mengatakan persoalan Blok Mahakam sudah diputarbalik. "Pertamina mampu kenapa dibilang tak mampu," tegasnya.
Soal pendanaan Blok Mahakam, ia menuturkan uang bisa sangat mudah dicari. Menurutnya potensi gas di Blok Mahakam yang amat besar, tak mungkin tidak menguntungkan.
Lagipula, kata dia, sudah terlalu lama Blok Mahakam dikuasai asing. Penguasaan Total dan Inpex di Blok Mahakam sudah hampir 50 tahun. "Makanya harus diputus 2013," ujar Chandra. Ia khawatir bila mundur ke 2014, isu Blok Mahakam akan dipolitisasi.