EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah optimistis penambahan impor gula tahun ini tidak perlu dilakukan. Ini mengingat target produksi gula tahun ini mencapai 2,75 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
Rekomendasi Dewan Gula Indonesia (DGI) pun menyatakan ketersedian gula kristal putih (GKP) sebanyak 839 ribu ton hingga akhir tahun. "GKP sebanyak itu cukup untuk memenuhi kebutuhan gula selama empat bulan," ujar Menteri Pertanian Suswono usai mengadakan rapat rekomendasi terkait gula dengan DGI, Rabu (30/1).
Target produksi gula nasional, terang Suswono, akan dipenuhi dari produksi pabrik gula swasta dan BUMN. Swasta menargetkan produksi sebesar 1,05 juta ton, sedangkan BUMN memasang target produksi sebesar 1,7 juta ton. Luas lahan tebu yang akan diolah mencapai 451.558 hektare (ha) dengan tingkat rendeman rata-rata 8,278 ton per ha. Dengan perhitungan ini diharapkan kebutuhan gula konsumsi dapat dipenuhi sepanjang tahun.
Sementara itu penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap gula baru akan diputuskan akhir Februari mendatang. Pasalnya, dalam bulan yang sama akan ada penambahan produksi dari pabrik gula di wilayah Sumatra Utara. Kementerian Perdagangan saat ini menetapkan HPP gula sebesar Rp 8.100 per kilogram (kg).
Optimisme ini menuai kritikan dari Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil. Menurutnya, faktor cuaca dikhawatirkan menyusutkan hasil produksi dan mengganggu kualitas tanaman tebu. Tahun lalu musim giling yang terjadi di bulan lima terjadi saat cuaca kering. "Tahun ini iklimnya basah, rendemannya rendah," ujar Arum.
Rendeman menurutnya bukan hanya dipengaruhi dengan cara merawat tanaman tebu, melainkan juga faktor cuaca. Diakuinya, sulit menghasilkan produksi gula terbaik dalam kondisi iklim seperti sekarang.