EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan tak akan menurunkan jumlah dividennya tahun ini. Sehingga, perbankan BUMN harus tetap menyetorkan dividennya
menurut ketentuan dan harus lebih aktif mencari sumber permodalan perbankan.
Besaran dividen yang harus disetorkan perbankan BUMN tahun ini mencapai 20 persen. "Kami tak akan revisi besaran setoran dividen," kata Dahlan dijumpai ROL usai rapat kerja di Gedung DPR Jakarta, Senin (4/2).
Menurut data Bank Indonesia (BI) yang belum diaudit, per November 2012, laba tiga bank plat merah totalnya mencapai Rp 20,92 triliun. Rinciannya laba Bank Mandiri Rp 13,21 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp 6,467 triliun, dan Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 1,246 triliun. Sedangkan laba Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam paparan laporan keuangannya baru-baru ini, mencapai Rp 18,5 triliun.
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, menilai besaran dividen untuk bank-bank BUMN 20 persen itu sudah porsi ideal. Menurut informasi memo right issue pada 2007 dan 2010, dividen payout ratio, bank-bank BUMN juga sudah mengusulkan porsi tersebut.
"Itu angka yang baik untuk investor dan bank," kata Gatot. Menurutnya, jika 20 persen berupa kewajiban dividen, maka 80 persen sisanya akan menjadi laba ditahan dan bisa masuk ke retained earning bank.
Direktur Keuangan BRI, Ahmad Baiquni, mengatakan porsi dividen BUMN saat ini sebetulnya sudah jauh lebih rendah dari kewajiban beberapa tahun lalu, yang kisarannya 30-50 persen. Ahmad
mengatakan BRI memang sedang mengalami pengetatan likuiditas yang ke depannya akan menggerus modal apabila pertumbuhan kredit tetap di atas 20 persen, namun tak disertai peningkatan likuiditas.