Selasa 12 Feb 2013 13:56 WIB

ICP dan BBM Ancam Defisit Anggaran

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
produksi minyak Indonesia
produksi minyak Indonesia

EKBIS.CO,   JAKARTA -- Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang terus menunjukkan tren peningkatan diprediksi akan membuat defisit anggaran terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam APBN 2013 melebihi target yang ditetapkan.   

"Jadi, pada 2013 (defisit anggaran) di atas dua (persen)," tutur Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati kepada ROL, Selasa (12/2).

 

Dalam APBN 2013, defisit anggaran ditetapkan 1,65 persen.  Sementara di dalam APBN-P 2012, realisasi defisit anggaran mencapai 1,77 persen dari target 2.23 persen.  

Selain karena ICP, Enny menjelaskan, defisit anggaran di atas dua persen juga diakibatkan oleh peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.  Pada 2012, kuota BBM bersubsidi melonjak dari 40 juta kiloliter (KL) menjadi 45,02 juta KL. Sedangkan pada APBN 2013, kuota BBM bersubsidi di tetapkan sebesar 46 juta KL. 

Enny memperkirakan, realisasi konsumsi BBM bersubsidi akan melebihi 5 juta kl dari kuota 46 juta kl.  "Jadi ada pembengkakan dari sisi kuantitas (kuota) dan harga (ICP).  Sehingga defisit anggaran bisa melebihi 2012," ujarnya.

Dalam asumsi makro APBN 2013, harga ICP ditetapkan sebesar 100 dolar AS per barel. Sementara pada Januari 2013 harga ICP mencapai 111,07 dolar AS per barel.  Harga ini mengalami kenaikan 4,17 dolar AS per barel dari harga sebelumnya pada Desember 2012 yang tercatat 106,90 dolar AS per barel.

Lebih lanjut, Enny menyebut defisit anggaran dapat dikendalikan agar tidak melebihi dua persen. Sebab, jelas dia, kenaikan harga ICP berkorelasi dengan peningkatan penerimaan negara dari sektor perminyakan. Pemerintah menargetkan penerimaan dari minyak bumi dalam APBN 2013 sebesar Rp 120,9 triliun.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement