EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menepis anggapan terdapat hubungan buruk antara lembaga tersebut dan BUMN sektor migas, PT Pertamina (Persero). Malah, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini menuturkan sebenarnya lembaga tersebut sangat ingin mendorong Pertamina untuk lebih baik lagi ke depan.
"Kami sayang Pertamina," katanya dalam pidato pembukaan Rapat Kerja SKK Migas, Kamis (14/2). "Bahkan kami senang mendorong Pertamina untuk maju,".
Namun ditegaskannya lembaga tersebut tak akan memanjakan BUMN itu. Pertamina dikatakannya wajib melakukan peningkatan produksi untuk meningkatkan lifting migas nasional.
"Kami tak akan memberi gula yang bisa membuat gigi berlobang ke Pertamina tapi kami akan memberi mereka jamu meski pahit tapi untuk terus sehat," jelasnya. Karenanya ia meminta Pertamina komitmen melakukan pengeboran produksi, tak hanya dengan primary recovery (pengurasan biasa) tapi juga tersier recovery (pengeboran lanjut).
Dari data SKK Migas, 70 persen pengeboran Pertamina dilakukan dengan primary recovery. Jika dibandingkan dengan Chevron misalnya, KKKS asal AS itu sudah melakukan 80 persen pengeboran tersier recovery.
Sementara itu, di 2013 dari target lifting 900 ribu barel minyak per hari (BOPD), target lifting minyak hingga akhir tahun hanya sebesar 800 ribu BOPD. Lifting gas sebesar 1,2 juta barel setara minyak (MBOEPD).
Biaya pengembalian investasi (cost recovery) ditargetkan sebesar 17,9 miliar dolar AS. Sedangkan penerimaan negara dipatok 29,5 miliar dolar AS.