EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah membantah pro asing terkait perpanjangan kontrak Blok Mahakam. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pihaknya tetap akan berpihak pada kepentingan nasional.
Namun, meski akan mementingkan kepentingan negara, tak mungkin perusahaan asing tak diajak dalam kegiatan migas termasuk Mahakam. "Sebab tidak ada mereka, kita juga tak akan bisa bergerak," ujarnya pada wartawan, Kamis (14/2).
Karenanya, untuk membahas siapa pemilik blok kaya gas di Kalimanta Timur itu, ia mengaku keputusan tak bisa diambil secara sepihak. Bilapun, harus diambil ke perusahaan nasional, pemerintah harus cermat menentukan berapa porsi yang rasional diberikan.
Pasalnya, kata dia, segala tindakan yang dilakukan akan memiliki konsekuensi ke depan. "Jadi mari kita hitung. Kalau semuanya diambil, apa konsekuensinya. Kalau kita ambil semua juga, berapa dana yang harus kita keluarkan untuk modal dan bagaimana cara mencari hutangnya," jelasnya.
Sementara itu, Kementerian ESDM pun menjamin tak akan ada kerugian negara di Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Bahkan meski kontrak dengan operator Total E&P Indonesie habis 2017 nanti, kepentingan negara aman.
"Keputusan yang akan diambil tetap menjaga penerimaan negara," kata Kepala Biro Hukum dan Human Kementerian ESDM Susyanto.
Ia menuturkan, keputusan Mahakam tak akan hanya mempertimbangkan soal bisnis semata. Pasalnya, penerimaan migas masih mendominasi penerimaan negara hingga 34,62 miliar dolar AS. Sementara di 2013, penerimaan negara dari migas ditarget 31,7 miliar dolar AS.
Meski demikian, ditekankannya, saat ini keputusan final tentang blok tersebut memang belum final. Menurutnya soal kementerian masih mengevaluasi cadangan dan potensi yang masih bisa diproduksi Mahakam. Lagipula, keputusan tak hanya dari satu kementerian melainkan koordinasi lintas lembaga. "Karenanya harus hati-hati," ujarnya.
Melalui Mahakam, Total memproduksi minyak sebesar 65 ribu barel per hari (bph). Sedangkan gas bumi sebesar 1,7 juta kaki kubik (MMSCFD). Kegiatan eksplorasi Total di blok kaga gas Kalimantan Timur itu, menemukan minyak sejak 1967. Sementara gas bumi ditemukan tahun 1972 lalu.
Dari awal produksi hingga sekarang, Total sudah menginvestasikan dana hingga 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 250 triliun. Dari blok itu penerimaan negara yang disetor mencapai 83 miliar dolar AS atau sekitar Rp 750 triliun.