EKBIS.CO, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku berat memberikan 100 persen saham Blok Mahakam, Kalimantan Timur pada Pertamina. Meski sudah memastikan kemungkinan BUMN itu masuk ke dalam pengelolaan blok kaya gas itu, Menteri ESDM Jero Wacik mengaku Pertamina tak bisa mengambil seluruh saham.
"Kita sedang berunding dengan Pertamina. Kita sedang berhitung, nggak mungkin mengambil 100 persen seluruh sahamnya," tegasnya dihadapan anggota dewan di tengah Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (18/2).
Masalahnya, kata politisi Demokrat tersebut, pemerintah harus realistis. Meski mementingkan kepentingan nasional, menurutnya pemerintah harus melihat kemampuan Pertamina dalam mengelola blok tersebut.
"Saat ini memang belum saya putuskan. Tapi, kita harus hitung, sebenarnya berapa mampunya kita mengelolanya," ujar Jero.
Blok Mahakam saat ini dikuasai perusahaan gas asal Prancis Total E& P Indonesie. Perusahaan itu memiliki 50 persen sedangkan sisanya dimiliki perusahaan asal Jepang Inpex Coorporation.
Total sudah mengeksplorasi dan mengeksploitasi Mahakam selama 50 tahun. Kepemilikan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) itu akan habis 2017 nanti.
Sementara itu, Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina Ali Mundakir mengaku Pertamina terus menunggu keputusan Blok Mahakam. Pertamina sudah menunjukan kinerja baik dalam mengelola blok, yang diambil alih dari KKKS asing.
Dalam kasus Blok Offshore North West Java (ONWJ), misalnya, produksi naik menjadi 33,3 ribu barel per hari (bph) setelah diambil Pertamina. "Bahkan hingga akhir tahun PHE (Pertamina Hulu Energi) berhasil meningkatkan produksi hingga 40 ribu bph," katanya pada ROL.
Memang hal berbeda terjadi di Blok West Madura Offshore (WMO). Saat diambil alih dari perusahaan asal Korea Codeco, produksi mengalami penurunan.
Namun, ia menilai hal itu lebih karena molornya keputusan yang seharusnya diambil pemerintah. "Kalau ONWJ memang sudah deadline diambil sekian, jadi program sudah direncanakan dengan matang," jelasnya.
Beberapa tahun terakhir produksi Mahakam mengalami penuruan. Berbeda dengan tahun lalu di mana prosuksi gas rata-rata sebesar 1.750 juta kaki kubik (MMSCFD). Saat ini, di 2013 ini produksi diperkirakan akan turun hingga 1500-1600 MMSCFD.
Meski akan ada tiga lapangan baru yang akan memulai memproduksi yakni Sisi Nubi 2, Peciko Phase 7B dan 7C, produksi diprediksikan belum mampu terdongkrak. Tapi Total mengaku komitmen untuk terus berinvestasi hingga 2 miliar dolar AS.