EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berencana mengarahkan konsep bank tanpa cabang (branchless banking) menjadi business to business (b to b) dalam melayani masyarakat. Dalam praktiknya nanti, konsep ini bisa dijalankan langsung oleh perusahaan telekomunikasi dengan nasabah, atau bank dengan nasabah.
"BI tak akan mencampuri terlalu dalam, silakan masyarakat memilih. Yang penting, transaksi nasabah dan keamanannya terjamin," kata Direktur Departemen Pengaturan Perbankan BI Pungky P Wibowo di Jakarta, Rabu (27/2).
BI akan mengeluarkan peraturan detail mengenai bank tanpa cabang ini pada Maret 2013. Layanan bank tanpa cabang ini dilakukan oleh agen banking.
Agen bankingini bisa dimungkinkan dilakukan oleh pelaku ritel. Namun, BI masih harus mengaji aspek legalnya. Misalnya, agen banking itu harus menyentuh masyarakat luas, dan diketahui masyarakat setempat. Syarat lain yang memungkinkan, misalnya agen banking harus berbadan hukum, juga masih akan dikaji BI.
Dari aspek pola pengamanan bank tanpa cabang dengan teknologi dan agen banking, BI akan meninjau dari tiga aspek. Di antaranya kata sandi (password), kapasitas teknologi, dan standar teknologi.
Agen banking bisa berasal dari perusahaan telekomunikasi, bisa juga langsung dari perbankan. Perbedaannya, agen banking dengan mekanisme telko memunyai produk yang lebih sederhana. Sedangkan agen banking dari perbankan kelak akan memunyai produk yang lebih luas dan lebih banyak.
Teknologi menjadi solusi terbaik meningkatkan akses keuangan disuatu negara. Sebab, aksesnya lebih mudah. Dengan sistem business to business, maka pelaku agen banking akan semakin banyak dan menciptakan persaingan. Sehingga, harga yang dikenakan ke nasabah akan lebih efisien. "Jadi, agen banking ini mengejar volume masyarakat," kata Pungky.
Dijumpai terpisah, Asisten Vice President e-Banking Bank Mandiri Eril Firmansyah sebelumnya mencontohkan praktik bank tanpa cabang yang diterapkan anak usaha perusahaan, Bank Sinar Harapan Bali.
Ada sekitar 2.500 nasabah bank tanpa cabang yang dikelola bank tersebut. "Sekitar 30 persennya aktif bertransaksi," katanya. Dari sekitar 750 nasabah aktif tersebut, transaksinya baru berkisar 1.600 sampai 1.800 kali per bulan.