EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menilai Blok Mahakam dan Natuna merupakan sarana belajar yang tepat bagi Pertamina untuk meningkatkan kemampuan sebagai perusahaan migas. Pertamina mengharapkan adanya mitra potensial yang dapat diajak bekerja sama untuk alih teknologi agar perseroan dapat mengelola sendiri cadangan minyak.
Perusahaan pelat merah ini mengharapkan adanya operator asing yang memiliki keinginan untuk menggarap sumur dasar laut seperti Blok Mahakam. "Kami ingin mencontoh pengelolaan seperti Statoil Norwegia dan British Petroleum (BP) yang dari tidak bisa beroperasi menjadi seperti sekarang," ujar Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/2).
Hampir 30 tahun lalu status Statoil sama seperti Pertamina saat ini. Perusahaan Norwegia tersebut tidak mampu mengelola sendiri sumur minyak lepas pantai. Namun keuntungannya Statoil dibantu oleh badan pengelolaan migas setempat selama 15-20 tahun sehingga bisa menjadi seperti sekarang.
Hal inilah yang ingin ditiru Pertamina. Namun demikian perseroan belum melihat ada partner yang memiliki empati untuk membangun Pertamina menjadi seperti Statoil.
Terkait rencana pengambilalihan Blok Mahakam Karen enggan berkomentar. Ia tidak memberikan angka yang jelas untuk penguasaan yang diinginkan pertamina. Ia khawatir bila angka tersebut disebutkan sekarang akan banyak pihak yang berkomentar. "Mengenai angka saat ini saya tidak mau berkomentar. Pertamina akan bicara angka satu bulan lagi," ujar Karen.
Ketika ditanya apakah Pertamina bersedia menggandeng Total untuk alih teknologi Karen tidak berkomentar. Ia menyatakan Pertamina siap bermitra dengan siapapun, termasuk Total.