Ahad 03 Mar 2013 13:58 WIB

Pertasamtan Pasok 140 Ribu Ton Elpiji

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
Gas elpiji, ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Gas elpiji, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA  – PT Pertamina (Persero) melalui kilang NGL Sumatra Selatan yang dikelola Pertasamtan Gas, perusahaan patungan antara PT Pertamina Gas dan Samtan Co Ltd mulai memasok LPG untuk kebutuhan domestik dengan target produksi tahun ini sebesar 140 ribu ton.

Lifting perdana elpiji dari kilang NGL yang berlokasi di Sumatra Selatan tersebut dilakukan pada 6 Februari 2013 atau tepat dua bulan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasiannya pada 6 Desember 2012 di atas KRI Makassar di Teluk Jakarta. Saat ini, kilang masih dalam masa commissioning dan operational acceptance test dengan kapasitas produksi harian 30 persen dari kapasitas normal dan diharapkan dapat beroperasi komersial secara penuh pada 1 April 2013.

Pertamina menargetkan produksi dari kilang NGL Sumatra Selatan bisa mencapai sekitar 140 ribu ton tahun. "Sehingga dapat memperkuat pasokan LPG nasional yang kebutuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilo,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir.

Keberadaan kilang NGL Sumatra Selatan ini, menurut Ali, sangat penting terutama di tengah kebutuhan elpiji yang tinggi dan sebagian besarnya bersumber dari pasokan impor. Dalam operasi komersial, kilang tersebut berkapasitas produksi 710 ton elpiji per hari atau setara dengan 4,5 persen kebutuhan elpiji nasional, dan kondensat sebanyak 2.024 barel per hari dengan bahan baku gas sebanyak 250 mmscfd berasal dari Pertamina EP Sumatra Selatan.

Kilang NGL Sumatera Selatan dioperasikan oleh Pertasamtan Gas yang merupakan usaha patungan antara Pertamina Gas dan Samtan Co Ltd dengan komposisi kepemilikan saham 66 persen dan 34 persen dengan biaya investasi sekitar 193 juta dolar AS.  “Pertamina menyerap 100 persen hasil produksi kilang NGL Sumatera Selatan untuk masa kontrak minimal 10 tahun dengan harga beli mengacu pada Contract Price Aramco-Alpha,” tuturnya.

Pertamina, lanjut Ali, berkomitmen untuk terus meningkatkan kehandalan pasokan elpiji nasional dengan terus memperkuat infrastruktur elpiji domestik, seperti kilang, depot, dan angkutan transportasi elpiji baik laut maupun darat. Upaya perkuatan infrastruktur tersebut sangat memerlukan dukungan investasi-investasi baru yang tidak sedikit, apalagi mengingat wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang melahirkan tantangan berupa jalur distribusi yang paling rumit di dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement