EKBIS.CO, PALEMBANG -- Omzet usaha gagang sapu bisa meraih pendapatan hingga puluhan juta rupiah per bulan, padahal hanya memanfaatkan limbah kayu biasa. Pengusaha perajin gagang sapu Reny di Palembang, Kamis (7/3), mengatakan, usaha tersebut dirintis keluarganya sejak awal tahun 90-an.
"Sejak saya di sekolah dasar bapak dan ibu memulai usaha ini," katanya di sela-sela kesibukannya memasang gantungan gagang sapu di tempat usahanya di Jalan Kemasrindo Kertapati Palembang.
Dalam sehari Reny dan beberapa orang pekerja yang sebagian juga masih sanak dan keluarga mampu memproduksi sekitar 4.000 batang gagang kayu dan bambu bahan baku membuat sapu ijuk. "Khusus gagang bambu kami memproduksi sesuai pesanan," jelas dia.
Tempat usahanya pun tidak hanya menjual gagang sapu dalam partai besar tetapi juga jumlah satuan atau eceran. Untuk gagang berukuran panjang dua meter dengan harga Rp1.500 per batang, sementara gagang sapu pendek ukuran 1,5 meter Rp1.000 per batang.
Tidak hanya gagang saja, ia juga menjual sapu utuh ukuran dua meter dengan harga Rp 20 ribu, dan ukuran 1,5 meter Rp15 ribu per sapu. "Banyak juga warga sekitar yang langsung beli sapu di sini," ujar gadis berusia 24 tahun itu.
Perajin pembuatan gagang sapu dan sapu ijuk di Kelurahan Kemas Rindo cukup banyak, mencapai belasan, namun pekerjanya sebagian besar keluarga dan warga sekitar. Ny Frima, misalnya selain sebagai agen membuat gagang sapu, juga menghasilkan sapu ijuk siap pakai, termasuk produk lain seperti keset kaki dan tirai dari bambu.
Masing-masing pengusaha pembuatan gagang dan sapu ijuk rata-rata mempekerjakan dua hingga sepuluh orang sebagai tenaga khusus membuat sapu ijuk. Para pengusaha tersebut masing-masing juga sudah ada pelanggan rutin, termasuk tenaga khusus bagian pemasaran, kata Wawan, warga setempat.
Menurut dia, produk sapu ijuk tersebut dipasarkan selain di wilayah Kota Palembang dan kabupaten/kota di Sumsel, juga sampai ke sejumlah daerah tetangga seperti Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung dan bahkan sampai ke Jakarta.