EKBIS.CO, JAKARTA -- Cadangan devisa Indonesia per Februari 2013 memang mengalami penurunan hingga 3,6 miliar dolar AS. Posisinya turun dari 108,8 miliar dolar AS pada Januari 2013 menjadi 105,2 miliar dolar AS per Februari 2013.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti. menilai cadangan devisa turun kembali seiring dengan aktifnya intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar valuta asing (valas). Aktifnya BI ini untuk menstabilkan Rupiah.
Tingginya permintaan impor minyak dan pembayaran utang luar negeri menyebabkan menipisnya cadangan devisa. Menipisnya cadangan devisa ini dalam batas waktu tertentu bisa meningkatkan kekhawatiran pemegang aset Rupiah. "Meskipun saat ini levelnya masih aman, setara 5,7 bulan impor dan masih jauh dari ambang batas pembayaran utang luar negeri pemerintah yang ditetapkan IMF tiga bulan," kata Destry di Jakarta, Jumat (8/3).
Sementara itu, melihat inflasi bulanan, pada Februari ini Destry melihat ini lebih kepada harga pangan. Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut dan menjadi pendorong utama inflasi tahun ini. Bank sentral kelihatannya juga tak akan mengubah BI rate.
BI akan tetap fokus pada makro prudensial dan memeprkuat koordinasi dengan otoritas fiskal, terutama dalam menjaga stabilitas harga pangan. Pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut. Permintaan impor minyak yang kuat kemungkinan akan menjaga transaksi berjalan tetap defisit.