EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Medco Energi International Tbk melalui anak usahanya MedcoEnergi menandatangani swap agreement dengan perusahaan energi asal Kanada, Salamander Energy Plc. Melalui kesepakatan ini MedcoEnergi akan melakukan pengalihan saham yang dimilikinya di Blok Bangkanai Kalimantan Tengah dan Simenggaris Kalimantan Timur.
"Ini dilakukan sebagai strategi untuk memperkuat portofolio aset produksi," kata Direktur Utama & CEO MedcoEnergi Lukman Mahfoedz, Senin (11/3). Menurutnya, langkah itu pun dipercaya dapat meningkatkan cadangan migas perusahaan melalui kegiatan eksplorasi.
Perusaan migas nasional itu mengalihkan 15 persen hak kepemilikannya di Blok Bangkanai dan 21 persen hak kepemilikan di Simenggaris dengan 41,7 persen saham Salamader di Benggara-1, Kalimantan Timur. Dengan transaksi ini, kepemilikan MedcoEnergi di Simenggaris menjadi 62,5 persen dan hak kepemilikan di Bengara-1 PSC menjadi 100 persen.
Dalam transaksi ini, MedcoEnergi akan melepas seluruh hak kepemilikannya di Bangkanai PSC. Tidak ada aliran kas antara MedcoEnergi dengan Salamander dalam transaksi ini. Transaksi swap saat ini masih menunggu persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk menjadi efektif.
Setelah swap efektif, MedcoEnergi akan mencatat peningkatan cadangan di Blok Simenggaris PSC sebesar lima juta barel setara minyak (boepd). Sehingga cadangan total Perseroan menjadi 15 boepd.
Proyek gas Simenggaris telah menyelesaikan fasilitas produksi gas tahun lalu dan telah mempunyai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Perusda NSP untuk memasok gas sebesar 5 juta standar kaki kubik (mmscfd). Perjanjian berlaku selama 11 tahun dari 2013 hingga2024.
"Negosiasi dengan pembeli gas lain untuk kontrak pasokan gas sebesar 25 mmscfd selama 11 tahun sedang berjalan dan pengeboran satu sumur eksplorasi direncanakan di tahun ini," jelasnya. Blok Bengara-1 direncanakan akan memasok gas untuk pembangkit listrik PLN sebesar 10 mega watt (MW) di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Sementara itu, Medco Energy melalui anak usahanya PT Medco EP juga akan menggenjot produksi di Lapangan Kaji Semoga Blok Rimau, Sumatera Selatan. Dengan injeksi sulfatan, perusahaan memperkirakan produksi akan naik 20 persen.
Juru bicara Medco Joang Laksanto mengatakan, proyek awal uji coba surfaktan ini ditandai dengan penginjeksian perdana beberapa sumur di Lapangan Kaji Semoga pada 28 Desember lalu. Proyek awal ini akan berlangsung selama 15 bulan.
“Bila proyek percontohan ini berhasil, tambahan perolehan minyak bumi bisa sebesar 60 juta barel,” katanya. Bila proyek awal berhasil, teknologi ini akan diterapkan di sumur-sumur blok tersebut sehingga diharapkan mampu meningkatkan recovery factor.
"Langkah ini adalah salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan jumlah pengangkatan minyak dari perut bumi di sumur-sumur yang sudah sulit diambil dengan cara-cara biasa (primary dan secondary recovery)," jelasnya.
Teknologi ini diharapkan dapat membantu mempertahankan laju produksi minyak di Blok Rimau. Menurutnya Medco EP termasuk salah satu pioneer di Indonesia dalam aplikasi teknologi EOR yang menggunakan bahan kimia.