EKBIS.CO, PEKALONGAN -- Aset Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Kota Pekalongan, Jawa Tengah, hingga 2012 telah mencapai Rp 3,3 triliun. Angka tersebut naik jika dibanding dengan kekayaan perusahaan tahun sebelumnya sebanyak Rp 2,6 triliun.
Ketua Umum Kospin Jasa Pekalongan Andy Arslan Djunaid di Pekalongan, Rabu (13/3), mengatakan bahwa aset sebesar Rp 3,3 triliun tersebut berasal dari 99 kantor Kospin "Jasa" yang tersebar di Indonesia. "Alhamdulillah, sekarang ini Kospin Jasa semakin tumbuh dan berkembang baik dengan perolehan aset mencapai Rp 3,3 triliun atau meningkat dibanding tahun sebelumnya Rp 2,6 triliun," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Kospin Jasa juga telah membuka tujuh unit kantor baru, yaitu Rembang, Kendal, Bulakamba (Brebes), Pegandon, Pasar Pagi Weleri, dan Gemolong (Sragen).
Dengan demikian, kata dia, jumlah kantor pelayanan Kospin JASA pada tahun 2013 sebanyak 99 unit yang tersebar dari Lampung (Sumatera Selatan) hingga Denpasar (Bali).
"Saya akui tidak mudah melepaskan diri dari alih generasi. Akan tetapi, semua itu harus dihadapi dengan optimistis," kata putra salah satu pendiri Kospin Jasa Pekalongan, HM Zaki Arslan Djunaid tersebut.
Menurut dia, pertumbuhan Kospin Jasa mencapai kisaran 28--30 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan yang hanya 22--25 persen.
"Keberhasilan pertumbuhan kospin ini tidak terlepas dari kerja keras semua karyawan dan kesetiaan para anggota, serta para pengurus yang senantiasa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan amanah," tuturnya.
Selain itu, kata dia, kesuksesan pertumbuhan koperasi yang dipimpinnya ini juga tidak terlepas dari terbangunnya sistem pada Kospin JASA pada masa kepemimpinan HA Zaky Arslan Djunaid.
"Saya hanya melanjutkan dan melakukan pembenahan sesuai dengan perkembangan zaman. Kami akui bahwa tantangan serta persaingan dalam dunia lembaga keuangan semakin ketat sehingga dibutuhkan langkah konkret dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan memberikan pelayanan yang berbasis pada kemajuan teknologi informatika," paparnya.