EKBIS.CO, JAKARTA -- Kondisi perekonomian Indonesia yang stabil mengakibatkan tingginya arus investasi asing yang masuk ke Tanah Air. Ekonom Universitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna Artha menilai tingginya arus investasi asing disebabkan Indonesia dinilai lebih berprospek dibandingkan negara-negara lain.
"Karena mereka (investor asing) lihat return asset yang menjanjikan di sini," tutur Artha melalui sambungan telepon kepada ROL, Jum'at (15/3).
Meskipun demikian, Artha mempertanyakan apiknya kondisi perekonomian Indonesia. Apakah kondisi itu disebabkan oleh kebijakan yang tepat (good policy) atau keberuntungan (good luck). Faktor keberuntungan, kata Artha, lebih besar sebab di saat negara lain yang biasanya menjadi tujuan investasi mengalami gangguan perekonomian, kondisi Indonesia tetap stabil.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sepanjang 2012 mencapai Rp 313,2 triliun. Realisasi ini melebihi target yang ditetapkan yaitu Rp 283,5 triliun. Rinciannya adalah realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 92,2 triliun atau melebihi target Rp 76,7 triliun. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) menyentuh Rp 221 triliun atau lebih tinggi dari target Rp 206 triliun.
Untuk 2013, realisasi investasi ditargetkan Rp 390 triliun. Akan rincian realisasi PMDN dan PMA belum diketahui. Akan tetapi, berdasarkan tren tahun sebelumnya diperkirakan PMA akan lebih tinggi dibandingkan PMDN.
Deputi Bidang Promosi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Himawan Hariyadi Djojokusumo mengatakan dalam menjaring investor asing untuk menanamkan modalnya di Tanah Air, BKPM memaparkan realita yang ada terkait kondisi infrastruktur, permasalahan korupsi maupun tata kelola pemerintahan. "Kita tidak menjual nirwana. Jadi, kita sampaikan fakta-faktanya," ujarnya.
Walaupun telah mengetahui kondisi nyata terkait tiga aspek di atas, Himawan menyebut besarnya ukuran penduduk kelas menengah sebagai faktor pendorong yang membuat investor asing tetap tertarik berinvestasi. Sebab para investor telah mengkalkulasi investasinya untuk jangka panjang, alih-alih jangka pendek. "Dia (investor asing) tahu trennya ke mana."
Dari sisi infrastruktur, sejumlah perbaikan yang dilakukan baik itu melalui program-program rutin kementerian teknis maupun melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia telah berjalan. Perbaikan itu, kata Himawan, memberikan sinyal kepada investor asing bahwa Indonesia terus melakukan perbaikan.Kemudian dari sisi korupsi, hasil riset independen yang dilakukan oleh sejumlah lembaga menunjukkan indeks korupsi Indonesia membaik.
Begitu pula, lanjut Himawan, dari sisi tata kelola pemerintahan. Kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat."Sekarang tinggal konsistensi implementasi kebijakannya. Khususnya di tingkat daerah," ujarnya.