EKBIS.CO, JAKARTA -- Kurs rupiah Senin (18/3) pagi masih bergerak dalam area negatif atau melemah menyusul data ekonomi AS yang positif. Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah nilainya sebesar empat poin menjadi Rp 9.709 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.705 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah masih disebabkan oleh apresiasi dolar AS yang didukung oleh membaiknya data-data ekonomi," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (18/3).
Ia mengatakan meningkatnya dolar AS dipicu dari kenaikan penjualan ritel AS menjadi 1,1 persen dari sebelumnya 0,2 persen, data klaim pengangguran dan neraca lancar AS yang cukup positif sehingga menunjukkan berlanjutnya pemulihan pertumbuhan ekonomi di AS.
Ia menambahkan depresiasi kurs rupiah juga masih dipicu oleh melemahnya mata uang euro setelah Fitch Rating menurunkan peringkat utang Italia menjadi BBB+ (triple B plus) dengan outlook negatif. "Sentimen negatif lainnya, hasil lelang obligasi Italia yang tidak mencapai target," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan mata uang euro melemah seiring dana talangan Cyprus dianggap membahayakan wilayah Eropa. "Keputusan 'bailout' dapat berujung pada menipisnya persediaan devisa Cyprus sendiri dan membahayakan kondisi keuangan negara tersebut," katanya.
Ia menambahkan kondisi itu dapat menjadi sentimen negatif bagi kurs rupiah terhadap dolar AS ke depannya.