EKBIS.CO, BALIKPAPAN -- Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) asal AS Chevron melalui anak usahanya di Indonesia, Chevron Indonesia Company (CICO), bakal meningkatkan investasi di 2013. Perusahaan migas bakal menggelontorkan investasi sebesar 700 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,804 triliun untuk mengembangkan tiga blok di Kalimantan Timur.
"Untuk eksplorasi dan pengembangan CICO menganggarkan dana sebesar 302 juta dolar AS sedangkan produksi sebesar 355 juta dolar AS," jelas Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Aussie Gautama di sela-sela Kunjungan Kerja SKK Migas ke KKKS di Kalimantan Timur, Kamis (21/3).
Upaya menggejot produksi menjadi alasan. Hingga akhir tahun, CICO menargetkan produksi minyak sebesar 28 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 132 juta standar kaki kubik (mmscfd).
Namun saat ini, berdasarkan data 14 Maret 2013, CICO baru mampu memproduksi minyak 26.500 bph dan gas 115 mmscfd. Dana akan digunakan untuk pengembangan 28 sumur serta work over dan well service 105 sumur.
Menurut Kepala Divisi Humas SKK Migas Elan Biantoro, investasi ini tergolong meningkat signifikan dibanding 2012 lalu. "Sebelumnya, sebesar 492 juta dolar AS," jelasnya.
Dana yang digunakan untuk eksplorasi dan pengembangan misalnya hanya sekitar 176,5 juta dolar AS. Sedangkan produksi 252 juta dolar AS.
ICO beroperasi di blok Ganal, Makasar St, Rapak, dan East Ambalat. Namun East Ambalat masih dalam tahap eksplorasi.
Kenaikan investasi juga terlihat dari afiliasi CICO, Chevron Pasific Indonesia (CPI). KKKS ini akan menggelontorkan dana hingga 816 juta dolar AS.
"Kenaikan juga terjadi dibanding tahun 2012 lalu, hingga 37 persen," kata Presiden Direktur CPI A Hamid Batubara. Dana dimanfaatkan untuk penggeboran 572 sumur di wilayah kerja CPI seperti Duri 13.
Diharapkan target produksi migas mampu mencapai 329,2 ribu bph. Terdiri dari 320 ribu bph minyak dan 8500 barel setara minyak (boepd) gas.
Tahun lalu, CPI berinvestasi sebesar 541 juta dolar AS. Meski lebih rendah, namun target produksi dipatok sebesar 348,7 ribu bph dengan minyak sebesar 340,6 ribu bph dan gas sebesar 8100 boepd.
Penurunan produksi minyak di sejumlah lapangan membuat Chevron enggan mematok target tinggi kini. Produksi minyak nasional memang mengalami penurunan rata-rata 12 persen per tahun.