EKBIS.CO, CHICAGO -- Perdagangan emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange (NYMEX) pada Rabu (10/4) atau Kamis (11/4) pagi waktu Indonesia barat menderita kerugian terbesar sejak November 2012. Hal tersebut terjadi setelah Goldman Sachs memangkas proyeksi harga 2013. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni jatuh 27,9 dolar AS, atau 1,76 persen, menjadi 1.558,8 dolar AS per ounce.
Goldman Sachs pada Rabu (10/4) waktu setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis kepada investor bahwa pihaknya memperkirakan harga rata-rata emas 2013 berada di 1.545 dolar AS per ounce, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1.610 dolar AS. Sebelumnya, Deutsche Bank pada Selasa (9/4) juga memangkas prospek untuk harga emas tahun ini dan tahun berikutnya.
Sementara itu, risalah pertemuan Federal Reserve AS yang diselenggarakan pada 20 Maret menunjukkan pendapat yang berbeda tentang durasi pelonggaran kuantitatif (QE), menunjukkan pejabat bank sentral AS belum mencapai konsensus tentang kapan The Fed harus memperlambat laju pembelian aset bulanan saat ini, yang "bearish" untuk emas.
Dari Siprus dilaporkan bahwa pejabat negara tersebut berencana untuk menjual sekitar 400 juta euro dari cadangan emasnya untuk membantu dana talangan negara itu. Langkah tersebut diyakini akan memperlemah harga emas, selain faktor penguatan dolar AS dan kenaikan di pasar ekuitas.
Tak hanya emas, penurunan juga terjadi pada harga komoditi perak dan platinum. Perak untuk pengiriman Mei turun 22,8 sen, atau 0,82 persen, menjadi ditutup pada 27,653 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 23,3 dolar AS, atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 1.529,8 dolar AS per ounce.