EKBIS.CO, BANDUNG — Pembentukan PT Jamkrida, dilakukan untuk mempermudah Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) dalam mengakses dana. Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, keberadaan Jamkrida ini harus bisa menggenjot penyerapan Kredit Cinta Rakyat (KCR) di masyarakat Jabar.
"KCR kan kemarin terserap hampir diangka Rp 100 miliar. Itu, sebelum ada Jamkrida. Setelah ada Jamkrida harus terserap lebih besar lagi dong, teorinya kan begitu," ujar Heryawan kepada wartawan, Kamis (11/4).
Menurut Heryawan, sebelum ada Jamkrida penyerapan KCR kecil karena persyaratannya cukup rumit misalnya, harus ada jaminan. Setelah ada Jamkrida, sekarang 70 persen jaminan diambil alih Jamkrida.
Masyarakat, tinggal memikirkan jaminan yang 30 persennya lagi. Bahkan bisa jadi, jaminan yang 30 persen itu dihitung dari usaha yang sedang mereka geluti. "Kan jaminannya jadi nol kalau usahanya jadi agunan," katanya.
Heryawan mengatakan, beberapa tahun ke belakang, Pemprov Jabar tidak menambah dana KCR karena anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 165 belum habis. Setelah Jamkrida ini ada, ditargetkan pada 2014 Pemprov Jabar akan menambah dana KCR sekitar Rp 150 miliar tiap tahun.
"Kemarin, KCR dikasih Rp 165 miliar nggak habis. Di perubahan, sekitar Rp 50 miliar dana KCR ini akan kami tambah. Kalau serapanya bagus, di 2014 bahkan bisa ditambah sampai Rp 200 miliar lagi," katanya.
Menurut Heryawan, skema KCR ini ke depan diharapkan bisa masuk membiayai sektor pertanian. Karena, kalau pembiayaan sektor pertanian menggunakan suku bunga yang umum, tidak akan ke kejar.
Di sisi lain, Pemprov Jabar tidak mungkin melupakan sektor pertanian. "Makanya, keberpihakan ke pertanian, keberpihakan khusus," katanya.
Khusus untuk pembiayaan bidang pertanian, kata dia, Pemprov Jabar mengusulkan ada bank sendiri. Namanya, bank pertanian. "KCR juga ga akan kekejar kalo membiayai pertanian," kata Heryawan.