EKBIS.CO, JAKARTA -- Peternak mengusulkan agar pemerintah menaikkan harga susu segar produksi domestik. Hal ini menyusul merangkaknya harga susu dunia. Harga satu liter susu impor saat ini setara Rp 5.000 per liter. Mengikuti skema harga, idealnya harga susu segar di tingkat peternak sekitar Rp 4.500 per liter.
Kenaikan ini terjadi pada beragam jenis susu, termasuk kim milk powder, whole milk powder, Anhydrous Milk Fat. Situasi yang terjadi saat ini hampir mirip dengan yang terjadi pada pertengahan 2007. Di sisi lain, peternak sapi perah telah lama menghadapi harga yang statis. Akibatnya banyak peternak yang memilih menjual sapi perah sebagai sapi potong. "Ini yang terjadi beberapa tahun terakhir," ujar Ketua Dewan Persusuan Nasinal Teguh Boediyono dalam siaran pers, Jumat (12/4).
Peternak pun berharap pemerintah ikut berperan dalam menjaga kualitas susu segar. Dewan Persusuan Nasional menyarankan pembentukan sebuah lembaga indenpenden yang bisa menetapkan kepastian kualitas susu peternak yang mempengaruhi harga jual oleh industri. Harga susu yang dibayarkan industri pengolahan susu dinilai masih rendah.
Kementerian Pertanian (Kementan) dikatakan sedang berdiskusi mengenai usulan harga ini. Namun saat ini pemerintah fokus untuk meningkatkan produksi sapi perah dan perbaikan pakan ternak sapi. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro menjelaskan produktifitas sapi perah saat ini hanya 10 hingga 12 liter per ekor setiap harinya. "Padahal potensi produktifitas sapi lokal bisa mencapai 25 liter per ekor per hari," katanya.
Perbaikan pakan ternak diperlukan untuk menjaga produktivitas sapi. Pakan yang berkualitas menjaga stamina sapi perah sehingga tidak cepat osteoporosis. Sapi perah yang sehat dapat beranak hingga delapan kali. Sedangkan sapi perah yang pakannya buruk maksimal beranak hanya lima kali.
Tahun ini Kementan berencana melakukan uji coba bantuan pakan untuk 100 kelompok peternak. Tiap kelompok mendapat anggaran Rp 100 juta untuk menggenjot kualitas pangan ternaknya. Uji coba pertama dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Kalau berhasil, kita akan mengusukan Kementrian Keuangan untuk subsidi pakan tahun depan," kata Syukur.