EKBIS.CO, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Senin (15/4) pagi bergerak menguat terhadap dolar AS dipicu harapan menurunnya data produk domestik bruto (PDB) AS. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp 9.703 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.710 per dolar AS.
"Penguatan rupiah dipicu dari sentimen lembaga dana moneter internasional (IMF) yang menurunkan prediksi PDB AS untuk 2013 menjadi 1,7 persen dari target sebelumnya dua persen sehingga menimbulkan asumsi masih dibutuhkannya stimulus pelonggaran keuangannya," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (15/4).
Reza menambahkan positifnya lelang obligasi Italia untuk tenor satu tahun, lima tahun, dan 15 tahun menjadi salah satu sentimen bagi rupiah untuk berada di area positif. Meski demikian, lanjut dia, penguatan rupiah masih terbatas seiring kabar kebutuhan dana talangan (bailout) Siprus diperkirakan lebih tinggi dari penilaian sebelumnya, yang semula 17 miliar euro menjadi 23 miliar euro.
Kondisi itu, menurut dia membuat permasalahan timbul apalagi menkeu Uni Eropa tidak berkeinginan untuk menambah selisihnya sehingga akan menjadi beban Siprus untuk mencari jalan memperoleh selisihnya. "Pelaku pasar masih menunggu kejelasan dari masalah ini pada pertemuan Euro Group maupun 'The Economic and Financial Affairs Council' (Ecofin)," kata dia.