EKBIS.CO, JAKARTA - Produksi batu bara nasional kembali menunjukan kenaikan. Di triwulan pertama 2013 ini, produksi batu bara nasional tercatat sebesar 93 juta ton.
"Ada kenaikan dua hingga tiga persen dibanding posisi yang sama 2012," kata Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu, Senin (15/4). Produksi batu bara rendah (low rank coal) dengan kalori di bawah 4 ribu kilo kalori per kilogram (kkal/kg) misalnya, tumbuh 20 persen.
Dijelaskan Bob, peningkatan ini terjadi akibat tumbuhnya kebutuhan low rank coal untuk pembangkit listrik di dalam negeri. Bahkan dengan tren ini, komposisi produksi low rank coal seimbang dengan high rank coal yang berkalori di atas 5 ribu kkal/kg.
Ia pun optimis, kenaikan produksi bakal terus terjadi hingga akhir tahun. Berbeda dengan pemerintah yang menetapkan produksi batu bara sebesar 384 juta ton, ia yakin produksi bisa menembus 400 juta ton.
"Meski banyak perusahaan kecil yang menurunkan produksi, perusahaan besar swasta tetap naikkan produksi," jelasnya. Peningkatan produksi juga dihitung dari banyaknya produksi batu bara di kawasan Kalimantan Selatan, yang selama ini tak masuk dalam hitungan pemerintah.
Soal harga batu bara di pasar global, ia pun percaya harga bisa ditahan di level 90 dolar AS per ton. Meski di April ini harga turun ke level 88 dolar AS, namun Bob meyakini harga bisa didongkrak kembali di Juni 2013. "Sekarang kan turun karena ada overstock (kelebihan produksi) di batu bara di India," katanya.
Ia juga yakin dengan meningkatnya ekonomi di beberapa negara seperti Cina, harga bisa dikembali ke titik aman. Permintaan yang meningkat di pasar Korea, Thailand dan Taiwan juga akan membantu kenaikan harga. "Lagipula saat itu produksi sudah mulai menipis," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Prasodjo mengatakan pemerintah baru mengkalkulasi produksi batu bara hingga Februari 2013. Dikatakannya terjadi kenaikan produksi hingga delapan persen dibanding 2012 lalu.
"Produksi mencapai 66 juta ton," katanya. Peningkatan produksi diprediksi akan terus terjadi hingga semester pertama 2013, bahkan hingga 90 juta ton.
Meski permintaan batu bara di luar negeri tinggi, sayangnya permintaan domestik masih rendah. Namun, Edy optimis permintaan bisa mencapai 70 sampai 74 juta ton. "Kalau kita kan banyak dari listrik 75 hingga 80 persen," tegasnya. Selama ini batu bara Indonesia di ekspor ke Cina, India, Korea Selatan, Jepang, Thailand dan Taiwan.