EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan, akses terhadap pembiayaan dinilai menjadi kendala dalam mengembangkan industri ekonomi kreatif.
"Akses ke pembiayaan itu memang sulit, kalau tidak punya kolateral, 'bank account'," katanya kepada pers, usai acara "Leading Through Innovation and Breakthrough Marketing Strategy To Win The Global Competition", di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keterbatasan akses pembiayaan membuat para penemu karya kreatif kesulitan untuk menjual ide mereka.
Dia menjelaskan seorang pemain pemula akan kesulitan mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan jika tidak memiliki rekam jejak berupa kolateral ataupun bank account.
"Kalau anda pemula, belum pernah berbisnis, bank tidak akan mau memberi pinjaman karena anda tidak punya 'track record'," katanya.
Dia menambahkan, di negara lain ada investor yang bersedia memberikan dana untuk mewujudkan ide-ide yang muncul dari sektor ekonomi kreatif.
"Kalau di luar negeri, ada yang namanya 'bridging fund' misalnya 'angel investor', 'start up fund untuk membantu pembiayaan ide-ide kreatif," katanya.
Selain permodalan, akses teknologi menjadi kendala dalam mengembangkan sektor ini.
Dia mencontohkan tingginya harga perangkat lunak menjadi hambatan dalam mengembangkan sebuah inovasi.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya berupaya untuk melakukan kerja sama dengan para pengembang perangkat lunak untuk bisa menurunkan biaya yang tinggi tersebut. "Kami berupaya bekerja sama dengan GE, Microsoft supaya akses ke teknologi tidak mahal," katanya.
Selain permodalan dan akses terhadap teknologi, pengembangan industri ekonomi kreatif juga terkendala akses ke pasar, akses terhadap bahan baku dan perlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).