EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengakui adanya pergeseran waktu deflasi dari Maret ke April 2013. Meskipun demikian, Sasmito tidak terlalu khawatir mengingat Maret dan April merupakan periode terjadinya deflasi.
"Biasanya bulan-bulan deflasi kan Maret dan April," tutur Sasmito saat ditemui seusai jumpa pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (1/5). BPS mengumumkan terjadinya deflasi 0,10 persen sepanjang April 2013. Secara keseluruhan, tingkat inflasi year on year (April 2013 terhadap April 2012) 5,57 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2013 2,32 persen.
Sementara peluang terjadinya deflasi di bulan Mei, menurut Sasmito, relatif kecil. Sebaliknya, ia memperkirakan inflasi rendah dapat terjadi di Mei 2013. Hal ini didukung oleh masa panen pada kelompok pengeluaran bahan makanan khususnya pada bawang merah. "Itu akan mengurangi kontribusinya kepada inflasi," ujarnya.
Sementara untuk harga beras serta komoditas pangan lainnya diperkirakan stagnan. "Inflasi Mei biasanya relatif sedang lah. Antara nol sampai 0,5 persen dan ini moderat," tambah Sasmito.
Ke depan, ia memperkirakan adanya peningkatan inflasi pada Juni dan Juli 2013 terkait persiapan dan jalannya puasa Ramadhan. Diperkirakan, inflasi rendah akan terjadi pada Agustus karena biasanya harga-harga barang mengalami penurunan setelah lebaran. "September juga turun karena puncak masa panen kedua, dan sampai Oktober berpeluang deflasi," papar Sasmito.