Selasa 28 May 2013 09:46 WIB

Cina Ancam Perang Dagang dengan Uni Eropa

Rep: Friska Yolandha/ Red: Fernan Rahadi
Bendera Cina
Bendera Cina

EKBIS.CO, BEIJING -- Uni Eropa (UE) kembali menggoyahkan hubungan dagangnya dengan Cina. Setelah melakukan investigasi terhadap praktek dumping yang dilakukan Cina di sektor telekomunikasi, UE juga akan memberlakukan bea masuk yang tinggi untuk produk panel surya buatan Cina.

Komisi Eropa menuduh perusahaan Cina telah menjual panel surya dengan harga di bawah harga normal di Eropa. Oleh karena itu Komisi Eropa berencana mengenakan bea masuk yang tinggi sehingga perusahaan Cina akan lebih sulit mendapatkan pangsa pasarmua di benua biru.

Tarif bea masuk tersebut dipatok 47 persen dan akan mulai berlaku pada 6 Juni 2013 untuk masa percobaan. Bea masuk ini akan ditarik kembali apabila kedua belah pihak mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan.

Ini merupakan kasus perdagangan terbesar yang pernah ada. Pemberlakuan ini akan memengaruhi penjualan panel surya Cina yang mencapai 21 miliar euro. Nilai ini merupakan 60 persen dari total ekspor panel surya Cina ke Eropa.

Bea ini diusulkan oleh Komisaris Perdagangan UE Karel De Gucht yang bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan Cina dalam pertemuan informal, Senin (27/5) waktu setempat. Cina menggambarkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan yang konstruktif.

"Praktek seperti proteksionisme perdagangan tidak dapat diterima di Cina," tulis pernyataan juru bicara Cina usai pertemuan tersebut, Selasa (28/5).

Cina tidak akan tinggal diam dengan pemberlakuan bea masuk ini. Pemerintah Cina akan mengambil langkah untuk mempertahankan kepentingan nasional.

Pernyataan Cina ini agaknya menimbulkan rasa takut negara-negara Eropa. Jerman, Inggris, dan Belanda berada di 14 negara anggota UE yang menolak bea masuk Cina tersebut. Akan tetapi Komisi Eropa justru menganggap Cina menekan negara-negara Eropa melalui pernyataannya agar mereka menolak menerapkan bea masuk tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement