EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan pada Mei terjadi deflasi, karena saat ini harga-harga kebutuhan pokok telah menunjukkan penurunan, seperti yang terjadi pada April 2013. "Pada bulan ini saya harap deflasi, kalaupun (terjadi) inflasi (diharapkan angkanya) sangat kecil," ujarnya di Jakarta, Jumat (31/5).
Hatta menjelaskan pemerintah telah menjaga pasokan bahan pangan, termasuk melakukan impor agar stok mencukupi, untuk mencegah laju inflasi tinggi seperti yang terjadi pada awal tahun.
Upaya tersebut telah terlihat pada April yang tercatat deflasi 0,1 persen, setelah pemerintah menyiagakan pasokan bawang putih dan bawang merah, yang sempat menjadi penyumbang terbesar inflasi. "Kita terus kendalikan inflasi dengan keseimbangan supply-demand, kalau tidak cukup harus impor, sehingga inflasi dari volatile food tidak berat," tutur Hatta.
Menurut dia, sangat penting untuk menjaga laju inflasi karena Juni mulai memasuki masa menjelang puasa, dan pemerintah segera memutuskan kebijakan terkait harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Juni menjadi penting untuk menjaga inflasi karena masuk puasa, dan terkait penyesuaian harga BBM itu sudah menjadi kesepakatan, tapi menunggu pembahasan di DPR. Kita tidak boleh ragu-ragu karena dapat menimbulkan expected inflation," ujarnya,
Hatta juga mengatakan pemerintah berupaya melakukan stabilisasi harga daging sapi yang dirasakan masih mahal dan memberatkan masyarakat, dengan memberikan kewenangan kepada Perum Bulog sebagai stabilisator. "Kasihan masyarakat kalau menjelang Lebaran harga masih tinggi, tapi saat ini memang ada kesan bahwa stok daging ditahan agar harga tetap tinggi," ucapnya.
Sementara, Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina memperkirakan pada Mei 2013 akan terjadi inflasi 0,11 persen karena pengaruh dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahap kedua pada April, mulai terasa dampaknya. "Sedangkan, harga bawang putih dan bawang merah mengalami penurunan karena stok mulai mencukupi, namun harga kebutuhan pokok lain seperti cabai, telur menunjukkan adanya kenaikan," tuturnya.
Saat ini, laju inflasi tahun kalender Januari-April 2013 tercatat mencapai 2,32 persen dan secara tahunan (yoy) 5,57 persen. Pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2013 menetapkan asumsi laju inflasi 7,2 persen (yoy), lebih tinggi dari APBN sebesar 4,9 persen (yoy) karena adanya kenaikan harga BBM bersubsidi.