Ahad 02 Jun 2013 14:59 WIB

Batasi Konsumsi BBM, Semua Kendaraan akan Dipasangi RFID

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Pembatasan BBM bersubsidi (ilustrasi)
Pembatasan BBM bersubsidi (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemasangan alat pemantau BBM bersubsidi, radio frequency identification (RFID) akan dipasang mulai Juli di semua kendaraan, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan di semua jerigen pengecer di DKI Jakarta. PT INTI sebagai pemenang tender pemasangan RFID ini akan memperoleh fee sebesar Rp 18 dari setiap liter bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir melanjutkan, pemasangan alat itu akan dilakukan di SPBU-SPBU maupun outlet yang dibuat di pusat-pusat keramaian. ''Misalnya mal,'' ujarnya kepada ROL, Ahad (2/6).

Menurut Ali, hingga kini belum ada pembatasan BBM bersubsidi yang diperbolehkan untuk setiap kendaraan. Fokus utama hanya untuk memantau penggunaan BBM bersubsidi.

Pengecer yang menggunakan jerigen, kata dia, akan tetap bisa menenggak BBM bersubsidi dengan sejumlah syarat. Di antaranya sudah terdaftar di pemerintah daerah dan jerigennya dipasangi RFID.

Perlakuan spesial ini, ujar Ali, karena beberapa alasan. Salah satunya masih banyak daerah yang kekurangan SPBU.

Di Ibu Kota, RFID akan dipasang pada 10 juta kendaraan bermotor. Sebanyak 276 SPBU akan dipasang alat pemantau BBM bersubsidi itu.

Untuk nasional alat pemantau BBM subsidi ini akan dipasang di 11 juta mobil pribadi, 80 juta motor, enam juta truk ,dan tiga juta bus. Selain itu RFID ini akan dipasang di 5.027 SPBU di 33 provinsi.

Pembaca RFID akan ada di setiap SPBU di Jakarta. Alat penanda RFID akan dipasang di setiap lobang tangki bensin di setiap kendaraan. Nantinya apabila tak ada penanda RFID di kendaraan, tak akan bisa mengisi dengan BBM bersubsidi.

Sebelumnya pada rapat di DPR, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, penghematan cukup besar bisa diraih dengan adanya RFID. Dia mencontohkan, apabila per tahun penyalahgunaan BBM bersubsidi sebanyak satu juta kiloliter (kl), jika dikalikan dengan Rp 4.000 per liter bisa mencapai Rp 4 triliun. ''Sedangkan biaya RFID hanya Rp 703 miliar setahun,'' kata dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement