EKBIS.CO, PARIS -- Tingkat inflasi tahunan di negara-negara Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) melambat menjadi 1,3 persen pada April 2013. Angka inflasi April yang dibukukan dalam laporan bulanan OECD terbaru menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan itu merupakan yang terendah sejak Oktober 2009.
Menurut laporan yang dirilis OECD, Selasa (4/6) waktu Paris, rendahnya tingkat inflasi disebabkan turunnya harga energi. Harga energi turun 1,3 persen pada April terhadap peningkatan 0,9 persen di bulan Maret. Sedangkan inflasi harga pangan tahunan mencapai 2,0 persen pada April atau naik dari posisi 1,7 persen di bulan Maret.
Melambatnya Inflasi tahunan ini terjadi hampir di semua negara-negara anggota OECD pada April dibandingkan dengan inflasi Maret. Di Kanada, misalnya, inflasi menurun dari 1,0 persen menjadi 0,4 persen, sedangkan di Italia turun dari 1,6 persen menjadi 1,1 persen.
Sementara di Inggris inflasi turun dari 2,8 persen menjadi 2,4 persen. Kemudian di Amerika Serikat turun dari 1,5 persen menjadi 1,1 persen; di Perancis turun dari 1,0 persen menjadi 0,7 persen; dan di Jerman turun dari 1,4 persen menjadi 1,2 persen.
Berbeda dengan negara-negara Eropa dan Amerika, di Jepang justru terjadi deflasi. Deflasi di Negeri Sakura ini berlanjut dengan harga konsumen jatuh sebesar 0,7 persen pada April. Inflasi tahunan kawasan euro melambat menjadi 1,2 persen pada April, turun dari posisi 1,7 persen pada Maret.
Di luar wilayah OECD, gambaran inflasi tahunan lebih beragam. OECD mengatakan, beberapa negara di luar OECD mencatat penurunan inflasi tahunan, seperti India dan Indonesia.
Sementara tingkat inflasi di Brazil dan Afrika Selatan terlihat sedikit menurun. Sebaliknya, inflasi tahunan meningkat di Cina menjadi 2,4 persen dari 2,1 persen dan di Rusia menjadi 7,2 persen dari 7,0 persen.