EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (KS) dan PT Semen Indonesia membentuk perusahaan patungan (joint venture) yang akan memproduksi slag powder yaitu bahan baku pembuatan semen khusus dari limbah besi dan baja. Untuk pembangunan pabrik semen patungan ini, kedua BUMN tersebut akan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 310 miliar.
"Pembangunan mulai dilakukan Juli 2013, dan ditargetkan beroperasi pada akhir 2014," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Irvan Kamal Hakim usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Sutjipto di atas KMP Portlink di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni, Selat Sunda, Banten, Senin (10/6).
Menurut Irvan, persiapan pembangunan pabrik sedang berlangsung di atas lahan seluas lima hektare milik Krakatau Steel di Cilegon, Banten. Ia menjelaskan bahan baku pembuatan semen khusus tersebut diperoleh dari produk sampingan slag dan hasil blast furnance, serta fasilitas pengolahan tar yang mencapai 750 ribu ton per tahun dari Krakatau Steel dan Krakatau Posco.
Ia menjelaskan saat ini studi kelayakan pabrik slag powder sudah rampung tinggal menyelesaikan pembentukan anak usaha. Selain Krakatau Steel dan Semen Indonesia, pembangunan pabrik tersebut juga melibatkan PT Banten Global Development (BGD) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Banten.
"Komposisi pendanaannya sebesar 45:45:10, Krakatau Steel dan Semen Indonesia masing-masing 45 persen, dan BGD sebesar 10 persen," tegas Irvan.
Ia menambahkan besaran dana investasi ketiga perusahaan tersebut disesuaikan dengan porsi saham masing-masing. Adapun pendanaan Krakatau Steel yang mencapai sekitar Rp 139,5 miliar sesuai porsi sahamnya, sudah tersedia yang berasal dari alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2013 yang mencapai sekitar Rp 8 triliun.
Menurut dia, kerja sama investasi pembangunan pabrik slag powder tersebut merupakan bagian dari rencana perseroan untuk mendorong kontribusi pendapatan dari usaha nonbaja terhadap total pendapatan hingga mencapai 30 persen dalam lima tahun ke depan, dari saat ini yang hanya mencapai 10 persen. Peningkatan sektor usaha nonbaja meliputi empat bidang yaitu usaha infrastruktur, pengelolaan limbah (waste management), properti dan industrial estate, energi dan pembangkit listrik.
Sementara itu, Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Sutjipto mengatakan pembangunan sejumlah pabrik slag powder tersebut bagian dari diversifikasi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. "Seiring penambahan kapasitas produksi semen, jaminan pasokan slag sangat dibutuhkan. Slag semen ini lebih kuat dibandingkan dengan semen biasa, terutama untuk pengerjaan proyek konstruksi yang memiliki ketahanan terhadap air laut lebih tinggi," tegas Dwi.