EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (11/6) pagi kembali bergerak melemah namun masih dalam penjagaan Bank Indonesia (BI) agar tetap stabil. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 163 poin menjadi Rp 9.985 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.822 per dolar AS.
"Kemungkinan nilai tukar rupiah masih berada dalam area negatif walaupun ada upaya keras dari Bank Indonesia untuk membawa mata uang domestik kembali menguat," kata ekonom dari Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa (11/6).
Menurut dia, tekanan rupiah itu dapat diminimalisasi jika BI menaikkan suku bunganya. Namun, kemungkinan BI masih akan menunggu kebijakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi pemerintah.
Menjelang penaikan harga bahan bakar minyak subsidi, pemerintah diharapkan dapat menjaga harga-harga kebutuhan penting masyarakat. "Dikhawatirkan tekanan harga itu bisa membuat efek negatif di pasar keuangan dalam negeri," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengemukakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung negatif, salah satunya dari turunnya nilai cadangan devisa Indonesia. "Namun, hal itu wajar karena penurunan cadangan devisa itu dipergunakan untuk keperluan operasi moneter," kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga masih dalam posisi menghindari rupiah karena belum jelasnya pemberlakuan kenaikan harga BBM. Ia menambahkan penurunan mata uang di kawasan Asia juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir ini.