EKBIS.CO, JAKARTA -- Dampak melemahnya rupiah akan menimbulkan efek domino pada ekspor impor minyak dan gas bumi (migas). Di antaranya, harga pembelian migas impor akan semakin menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, dari segi produksi akan mengalami kenaikan keuntungan, namun beban dari impor lebih besar lagi. Impor minyak mentah 350 ribu barel per hari (bph) dan impor produk bahan bakar minyak (BBM) 400 ribu bph.
Total impor itu, kata Susilo, lebih banyak dari produksi dalam negeri yang hanya 650 ribu bph. ''Defisit perdagangan migas pasti terjadi,'' kata dia kepada ROL, Kamis (13/6).
Anggaran yang diajukan Kementerian ESDM, ujar dia, pada RAPBN 2013 dengan kurs rupiah Rp 9.800 per dolar AS. Fluktuasi diperkirakan akan terjadi. Namun, sambung Susilo, hal itu tak sampai harus merevisi RAPBN kembali.
Sebelumnya DPR RI menyetujui kenaikan kurs rupiah dan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) yang diajukan oleh Kementerian ESDM. Kurs rupiah menjadi Rp 9.800 per dolar AS dan ICP 108 dolar AS.