EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengharapkan industri keuangan syariah dapat bersinergi lebih baik sehingga produk-produknya dapat berkembang cepat. "Di Indonesia, sektor keuangan syariah itu tidak hanya perbankan, tetapi ada juga asuransi dan reksa dana, artinya kalau dibangun sinergi akan lebih baik," ujar Muliaman dalam seminar 'Program Penjaminan LPS dan Prospek Pertumbuhan Perbankan' di Jakarta, Kamis (27/6).
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menjelaskan ada sekitar 302 saham sudah layak dikategorikan sebagai saham syariah dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp 2.000 triliun. "Kami di OJK sebetulnya sudah membuat kajian bahwa ada 302 saham di BEI yang bisa dikategorikan sebagai saham syariah. Saham-saham itu juga telah dipakai sebagai 'underlying' transaksi dana reksa syariah," ucapnya.
Saat ini tercatat sebanyak 471 saham dengan total nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 4.587 triliun. Menurut Muliaman, data tersebut menunjukkan bahwa potensi produk-produk sektor keuangan syariah masih dapat berkembang di Indonesia.
Lebih lanjut Muliaman menuturkan, industri keuangan syariah harus dikelola secara profesional, dan menerapkan prinsip tata kelolaan perusahaan yang baik (GCG) sehingga mampu memberi kontribusi pembangunan ekonomi yang signifikan. "Perbankan syariah agar lebih efektif membuka akses keuangan bagi masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan Lembaga Penjamin Simpanan yang juga merupakan mitra OJK menjalin komunikasi yang baik untuk menjaga stabilitas keuangan perbankan syariah. "Kami tidak ingin industri perbankan syariah menjadi sumber episentrum, kita menginginkan agar tetap sehat," katanya.