EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Timah Tbk menargetkan eksplorasi di tambang Myanmar pada kuartal empat 2013. Eksplorasi akan dilakukan dalam rangka ekspansi perseroan ke negeri Rohingya tersebut. Direktur Utama Timah Sukrisno mengungkapkan perseroan sedang menyelesaikan proses pembentukan anak perusahaan. "Dua anak usahanya sudah terbentuk di Myanmar," kata Sukrisno di Jakarta, Senin (1/7).
Pembentukan ini sempat molor lantaran adanya perubahan kebijakan dari pemerintah Myanmar. Sebelumnya pemerintah Myanmar mengizinkan perusahaan asing memiliki anak usaha di negara tersebut. Namun aturan ini kemudian berubah menjadi perusahaan patungan.
Tahun ini Timah menganggarkan 18 juta dolar AS untuk dua anak usaha tersebut. Satu anak usaha dibentuk dengan fokus ke sektor tambang sedang anak usaha lain dibentuk untuk fokus ke smelter. Hal ini sejalan dengan aturan di Myanmar, yaitu pemisahan proyek tambang dan smelter. Di kedua anak usaha tersebut, Timah memiliki masing-masing 90 persen sahamnya.
Sukrisno menambahkan untuk tahap awal perseroan telah memiliki satu blok dengan luas 10 hektare. Perseroan masih memiliki kesempatan untuk memperluas bisnis di 18 blok lain dengan luas total 180 hektare.
Hingga semester pertama 2013 Timah membukukan volume penjualan sebesar 40 persen dari target. Target perseroan adalah 30 ribu metrik ton. "Volume penjualan tidak lebih bagus dari tahun lalu," kata Sukrisno.
Penyebab buruknya penjualan perseroan diakui Sukrisno karena perubahan-perubahan yang dilakukan serta kecilnya pemesanan. Namun demikian ia optimistis target penjualan perseroan di akhir tahun dapat dicapai. "Akan dikejar di semester kedua," kata Sukrisno.
Perseroan juga mengharapkan adanya perbaikan harga timah untuk mendukung peningkatan laba bersih perseroan. Tahun ini diharapkan laba bersih Timah senilai Rp 1 triliun. Hal ini dapat diperoleh dengan asumsi harga timah rata-rata sebesar 23 ribu dolar AS per metrik ton. Saat ini harga timah masih berada di bawah 21 ribu dolar AS per metrik ton.