EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis ekspor furniture tumbuh subur. Hal ini didorong oleh selera pasar dunia yang dinilai mulai bosan dengan model yang monoton, selain konsumen juga mulai selektif menginginkan furniture dengan bahan baku yang legal.
"Kita punya kesempatan karena furniture merupakan kebutuhan banyak orang di luar negeri, terutama untuk mengisi apartmen kecil," ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami, Jumat (5/7).
Ia memprediksi ekspor furniture tahun ini mencapai angka 2 miliar dolar AS atau tumbuh sekitar 17,6 persen dari realisasi tahun 2012. Tahun lalu nilai ekspor furniture menyentuh angka 1,7 miliar dolar AS.
Kemendag mencatat bahwa terdapat permintaan yang tinggi dari pasar Afrika, seperti Tunisia, Tanzania, Kenya dan Ghana. Furniture berbahan kayu? masih lebih diminati dibandingkan rotan. Pasar lain yang juga mulai memesan barang yaitu Rusia. "Ini karena banyak negara tidak tahu bahan baku rotan. Padahal rotan selain tahan lama, tahan serangga, ringan dan desainnya juga lebih bagus," ujarnya.
Saat ini sebanyak 70 persen permintaan untuk furniture berbahan baku kayu, sisa 30 persen berbahan rotan. Indonesia telah mengekspor rotan senilai hampir 70 juta dolar AS untuk empat bulan pertama di tahun 2013. Diperkirakan terjadi kenaikan sekitar 2,8 persen untuk ekpor rotan.
Untuk periode Januari dan April 2013, nilai ekspor mebel mencapaui nilai 637 juta dolar AS. Dibandingkan dengan tahun lalu pada periode sama, angka ini memang cenderung mengalami penurunan. Namun Gusmardi melihat hal ini akibat kondisi perekonomian dunia yang memang lesu. Penurunan diperkirakan mencapai 1,2 persen.
Ketua Umum Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Soenoto mengatakan ekspor dapat tumbuh karena pasar Eropa kembali bergairah. Pengusaha mebel juga tengah membidik pasar Amerika Latin seperti Brasil dan Kolombia. AMKRI bahkan menargetkan pertumbuhan pasar baru sebesar 20 persen di tahun ini.
Investor asing dikatakan juga menaruh minat tinggi untuk berbisnis di Indonesia. Sejak diberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 tentang Kebijakan Ekspor Rotan dan Produk Rotan, penjualan furniture naik sebesar 82 persen. "Ada sinyal positif dari (investor) Jerman, Jepang, Taiwan dan Filipina. Mereka sudah mulai urus perizinan terutama di di Cirebon," katanya.