EKBIS.CO, JAKARTA -- Lonjakan kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan suci Ramadhan disinyalir akibat ulah para spekulan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa pun mengingatkan para spekulan untuk segera menghentikan ulahnya.
"Ingat, daya beli masyarakat kita itu terbatas. Kalau dinaikkan terlalu tinggi, dia mengurangi belinya dan akibatnya pasar terganggu juga. Jadi, di sinilah penting jaga harga naik rasional sesuai dengan mengukur kemampuan," ujar Hatta kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (9/7).
Meskipun demikian, Hatta mengakui adanya kenaikan sejumlah bahan pokok di pasaran. Pemicunya adalah permintaan yang meningkat dan ini adalah fenomena umum menjelang hari keagamaan. "Nah, kenaikan ini memang ada dan bervariasi kenaikan-kenaikan itu," kata Hatta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat kenaikan di atas lima persen untuk sejumlah komoditi pokok antara lain cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras. Untuk cabai rawit, jika pada pekan pertama Juni 2013 harganya Rp 27.721 per kg, maka pada Juli 2013 telah mencapai Rp 41 ribu per kg. "Ini memang paling ekstrem kenaikannya untuk cabai ini. Tidak tahu ini kenapa cabai rawit 50 persen naiknya," ungkap Hatta.
Kemudian untuk bawang merah, harganya meningkat dari Rp 32 ribu per kg Juni 2013 menjadi Rp 41 ribu per kg Juli 2013. Menurut Hatta, kenaikan harga bawang merah 28 persen tak lepas dari keterlambatan pasokan akibat panen yang mundur.
Kemudian untuk daging ayam ras, harganya meningkat dari Rp 28 ribu per ekor Juni 2013 menjadi Rp 33 ribu per Juli 2013 atau meningkat 15,7 persen. Selanjutnya adalah telur ayam ras yang meningkat dari Rp 18 ribu per kg menjadi Rp 19 ribu atau naik 9,06 persen. Harga bahan pokok lainnya mengalami kenaikan di kisaran satu persen per awal Juli ini.
Hatta menilai menjaga pasar itu penting. Oleh karena itu, kementerian/lembaga terkait telah diminta untuk memantau harga. Upaya penurunan harga, sambungnya, juga telah diupayakan. "Memang normal ada kenaikan, tapi jangan ada spekulasi-spekulasi yang memanfaatkan," kata Hatta.