Senin 15 Jul 2013 11:46 WIB

Proyek JSS Membuat Wilayah Indonesia Timur Semakin Tertinggal

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.
Foto: thepresidentpost.com
Jembatan Selat Sunda akan menjadi jembatan terpanjang dunia dengan panjang mencapai 29 kilometer.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menilai proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) sebagai bagian dari Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) belum tepat untuk Indonesia saat ini.

"Jadi, saya tidak persis menentang.  Walaupun selesainya 10 tahun lagi," ujar Andrinof kepada ROL, Senin (15/7).

Andrinof mengemukakan sejumlah alasannya terkait pendapatnya tersebut. Menurutnya, dampak pembangunan JSS itu bukan hanya soal gelembung ekonomi dan polarisasi sosial yang buruk.  Melainkan soal pemerataan ekonomi. "JSS akan membuat Kalimantan dan Indonesia Timur akan makin tertinggal. Karena konektivitas MP3EI itu hanyalah ilusi sesaat," kata Andrinof.

Lebih lanjut, Andrinof mengatakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak akan terjawab oleh proyek JSS. Selain itu, JSS juga akan membuat urbanisasi ke Pulau Jawa akan semakin deras. Disamping makin tidak seimbangnya ekosistem di Pulau Jawa. "JSS pun belum tentu jadi legacy (warisan) bermanfaat untuk keutuhan dan kemajuan bangsa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement