EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) berharap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat dijaga di level Rp 9.500. Kadin menilai pelemahan rupiah akan berimbas pada ekspor Indonesia.
"Saya kira kita selama ini sudah sepakat, kalau bisa itu sekitar Rp 9.500, jangan sampai Rp 10.000," ujar Direktur Eksekutif Kadin, Rahardjo Jamtomo, Selasa (16/7). Rupiah harus dijaga agar tidak melampaui batas-batas kemampuan eksportir Indonesia untuk bersaing dengan luar negeri.
Rahardjo mengatakan semakin tinggi nilai tukar rupiah akan membuat ekspor mahal dan impor menjadi murah. Hal tersebut memang membantu Indonesia di sisi yang lain karena banyak sekali industri yang masing bergantung pada komponen-komponen impor.
"Tinggal kita melihat bagaimana kalkulasi kita antara untung dan ruginya. Tetapi tentu secara keseluruhan kita ingin agar supaya nilai rupiah itu jangan terlalu tinggi karena kita juga masih menganggap penting ekspor kita ini bagi pembangunan ekonomi," ujarnya.
Bagi importir, pelemahan rupiah sebenarnya menguntungkan. Namun, impor dapat berupa bahan modal. Jika impor berupa bahan-bahan mentah untuk menjadi komponen industri, importir akan berat walaupun murah karena kalau sudah diproses harganya menjadi mahal.