EKBIS.CO, JAKARTA -- Langkah untuk penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak hanya menjadi tanggung jawab Bank Indonesia. Pemerintah dan swasta perlu melakukan sejumlah tindakan untuk mendorong penguatan rupiah.
Ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy mengatakan terdapat sejumlah langkah yang dapat dilakukan pemerintah dari sisi struktural. Menurut Leo, langkah awal pemerintah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah tepat.
Harapannya impor minyak mentah maupun hasil minyak dapat menurun sehingga imbasnya defisit neraca perdagangan khususnya dari sektor migas pun tereduksi. Ke depan, Leo mengatakan, subsidi dan disparitas harga BBM subsidi dan nonsubsidi harus terus ditekan.
Selama masih terdapat disparitas harga, dapat mendorong terjadinya penyelundupan BBM. Sehingga ujung-ujungnya tingkat impor tidak akan berkurang.
Kemudian, Leo menilai pemerintah perlu melakukan substitusi impor artinya industri di dalam negeri harus didorong menghasilkan bahan baku. Sebab selama ini, investasi yang meningkat akibat pertumbuhan ekonomi yang stabil membuat impor mengalami peningkatan. "Untuk itu, perlu insentif fiskal, pajak, dll," ujar Leo kepada Republika, Rabu (17/7).
Selain itu, pemerintah perlu melakukan diversifikasi ekspor. Diversifikasi tidak hanya dari negara tujuan ekspor semata, melainkan produk komoditas yang diekspor. Sebab selama ini, komoditas andalan ekspor Indonesia seperti batu bara, karet, minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/ CPO) mengalami tekanan akibat kondisi perekonomian global.