EKBIS.CO, JAKARTA -- Jaringan pipa gas di Indonesia tak berhubungan dengan seluruh sumur gas. Alhasil kalau ada satu sumur gas merosot produksinya pembangkit listrik langsung terkena dampaknya.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menjelaskan, karena itulah pasokan tak bisa mengalir dari tempat lain atau di-swap. Swap itu hanya bisa apabila semua jaringan pipa gas saling terkoneksi.
Menurut Nur, tak ada cara untuk mengantisipasi hal tersebut. Dia melukiskan, sumur gas di Medan sudah tak berproduksi, aliran gas dari sana berarti habis. Hal tersebut tak ada solusinya.
Lakukan segala cara, kata dia, tak bisa mengubah hal itu. Sumur gas berada di Sumatra Utara, konsumen di sana namun pipa yang ada di sana tak terhubungan dengan pipa lain. Jadi tak bisa dialihkan.
Dia menjelaskan, apabila terjadi penurunan produksi gas biasanya beralih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). ''Namun itu yang dual fuel,'' kata dia di Jakarta, Kamis (25/7).
Namun, ujar Nur, tak semua pembangkit bisa seperti itu. Pembangkit mutakhir dengan kapasitas dari 10 MW lebih hanya bisa menggunakan gas. Kalau pasokan gasnya berhenti pembangkit listrik itu mati. "Ada di beberapa daerah pembangkit seperti ini, dan itu disebut single fuel," jelasnya.
Penyebab merosotnya gas, lanjut dia, yang bisa menjawab produsen gas. Alasan rutin yakni, sudah berupaya semaksimal mungkin namun tetap gagal juga.