EKBIS.CO, SINGAPURA -- Singapore Telecom (SingTel) mengatakan Rabu (14/8), laba bersih perusahaan naik 7,0 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya di tengah kontribusi yang lebih kuat dari asosiasi-asosiasi regional dan biaya yang lebih rendah.
Perusahaan telekomunikasi dengan pendapatan terbesar Asia Tenggara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Singapura, laba bersih perusahaan dalam tiga bulan yang berakhir Juni adalah 1,01 miliar dolar singapura (797 juta dolar AS), naik dari 945 juta dolar Singapura pada periode yang sama tahun lalu. Meski laba bersih meningkat, namun pendapatan Group turun 5,3 persen menjadi 4,3 miliar dolar Singapura.
SingTel mengatakan, penurunan pendapatan ini mencerminkan lingkungan bisnis yang lebih hati-hati dan perlambatan di pasar ponsel di Australia, di mana anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Optus beroperasi. SingTel, yang telah berkembang di luar pasar domestik yang kecil di negara kota itu, mengatakan pelemahan dolar Australia juga menekan pendapatan. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA), naik 4,0 persen menjadi 1,30 miliar dolar Singapura karena beban turun 9,0 persen.
Perusahaan mengatakan asosiasi seluler regionalnya mencatat kenaikan 14 persen pada laba biasa sebelum pajak menjadi 552 juta dolar Singapura, dengan kontribusi terbesar diperoleh dari Bharti Airtel India. Selain dari Bharti Airtel, SingTel juga memiliki saham besar dalam empat operator seluler asing lainnya - Telkomsel di Indonesia, Advanced Thailand Info Service, Filipina Globe Telecom dan Pacific Bangladesh Telecom.
"Ini adalah kuartal yang kuat," kata SingTel group chief executive Chua Sock Koong dalam sebuah pernyataan. "Kami terus membuat kemajuan dalam memperkuat kinerja tinggi
bisnis inti dan menciptakan mesin pertumbuhan generasi berikutnya dalam ruang digital," tambah Koong.
SingTel mengatakan basis pelanggan selular regional gabungan naik 6,0 persen menjadi 477 juta. "Kinerja asosiasi seluler regional kami terus tampil baik. Kami juga optimistis bahwa (Bharti) Airtel, sebagai pemimpin pasar, diposisikan untuk mendapatkan keuntungan dari ini," ujar Koong.