EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog akhirnya mendapatkan izin untuk melakukan impor kedelai. Izin tersebut dikatakan baru terbit Jumat (30/8) lalu. Impor yang bisa dilakukan Bulog terbatas hanya 20 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan pihaknya kini tengah mencari produsen kedelai untuk keperluan impor. Belum dipastikan kapan kedelai impor tersebut bisa masuk ke Indonesia. "Mendatangkan kedelai itu perlu waktu, mudah-mudahan kedelainya belum habis dijual," ujarnya ketika dihubungi ROL, Senin (2/9).
Sutarto mengatakan selama ini pengadaan dalam negeri rendah, tidak sebesar seperti yang diharapkan. Namun Bulog tetap mencari kedelai dari sumber domestik sambil melakukan penjajakan importasi.
Saat ini Bulog juga telah melakukan pengadaan dalam negeri dengan kedelai hasil panen di daerah, misalnya di Aceh. Namun volume kedelai tidak banyak, hanya sekitar 17 ton. Kedelai yang ada pun tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selama ini hasil panen dalam negeri selalu habis diserap pasar, terutama yang dihasilkan di Pulau Jawa. Bulog bisa mendapatkan hasil panen di Aceh karena pasarnya yang tertutup. Rata-rata produksi nasional hanya sekitar 800 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan mencapai 2,5 juta ton per tahun. "Jadi jangan diharapkan produksi domestik dibeli oleh Bulog," katanya.
Bulog saat ini juga tengah meneken nota kesepahaman oleh koperasi kedelai. Namun karena ketiadaan pasokan, kesepakatan ini belum terlaksana. Sutarto mengatakan pihaknya tidak mungkin pula membeli kedelai dari importir. Alasannya, importir sudah mempunyai jalur tata niaga sendiri.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa importir masih mempunyai cadangan kedelai untuk beberapa bulan ke depan.