EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Semen Baturaja Tbk (SMGR) menginvestasikan dana senilai Rp 2,5 triliun untuk pembangunan satu pabrik baru di Sumatra. Namun nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah membuat biaya ini membengkak.
Direktur Utama SMGR Pamudji Rahardjo mengatakan, investasi pembangunan pabrik Baturaja yang tengah dibangun ini dihitung dengan posisi per dolar AS setara Rp 9.500. "Sehingga total biaya diperkirakan Rp 2,5 triliun," kata Pamudji, Selasa (10/9).
Namun dengan kondisi saat ini kemungkinan investasi pembangunan pabrik akan membengkak hingga dua kali lipat. Karena perseroan perlu mengimpor mesin-mesin untuk keperluan pabrik. Pembelian mesin tersebut menggunakan dolar AS.
Saat ini perseroan sedang menghitung berapa nilai investasi dengan kondisi rupiah yang fluktuatif. Ia belum dapat memastikan berapa persen kenaikannya, namun tidak menutup kemungkinan biaya akan meningkat dua kali lipat.
Untuk pendanaan pembangunan pabrik, perseroan menggunakan dana hasil penawaran saham perdana senilai Rp 1,2 triliun dan kas internal Rp 1 triliun. Kalau pun dana membengkak, Pamudji memastikan perseroan tidak menunda pembangunan pabrik.
Perseroan sudah mengajukan proposal pinjaman kepada sejumlah bank pelat merah. "Ada yang menawarkan Rp 500 miliar sampai Rp 1,5 triliun," ujar Pamudji.
Pabrik tersebut direncanakan selesai pada triwulan keempat 2016. Pabrik Semen Baturaja II ini akan dibangun dengan kapasitas produksi sebesar 1,85 juta ton per tahun. Dengan dibangunnya pabrik ini perseroan menargetkan dapat memproduksi semen 3,85 juta ton per tahun.
Saat ini SMGR memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Sumatra Selatan. Yaitu, pabrik penggilingan dan pengantongan semen dengan kapasitas 350 ribu ton per tahun di Palembang dan pabrik terak dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun di Baturaja. Perseroan juga memiliki pabrik penggilingan di Baturaja dengan kapasitas 550 ribu ton per tahun.